Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bukan Puan atau Anies Baswedan, Prabowo Disarankan Gandeng Tokoh Ini untuk 2024

        Bukan Puan atau Anies Baswedan, Prabowo Disarankan Gandeng Tokoh Ini untuk 2024 Kredit Foto: Instagram/Prabowo Subianto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto disarankan menggandeng tokoh yang punya basis massa besar dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Salah satunya, Nahdlatul Ulama (NU).

        Namun, Partai berlogo kepala Burung Garuda itu mesti jeli, karena Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berkomitmen tidak akan terjun ke politik praktis. Lalu siapakah tokoh nahdliyin yang paling oke menjadi pendamping Prabowo di Pilpres 2024?

        Baca Juga: Pengamat Blak-Blakan Penyebab Tingkat Kepuasan Kinerja Jokowi di Atas 60 Persen, Ternyata Sebabnya..

        Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengungkapkan, Prabowo memang butuh tokoh religius, khususnya yang berlatar nahdliyin kalau ingin mengulang kesuksesan Presiden Jokowi. “Supaya irisan nasionalis dan agama tersentuh. Pak Prabowo sadar dengan hal ini. Tapi yang jelas, harus pilih tokoh yang bisa bawa gerbong NU,” kata Pangi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

        Namun, siapakah tokoh nahdliyin yang paling tepat mendampingi Prabowo di luar jajaran pengurus PBNU, karena diyakini Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf memegang teguh komitmen pengurusnya pantang berpolitik praktis.

        Menurutnya, hal itu berpulang kepada Prabowo yang ingin menambal kekurangan di bagian mana. “Kalau mau kepala daerah yang punya wilayah, sekaligus kader NU, ya Khofifah Indar Parawansa. Saya lihat, jika gandeng Khofifah, akar rumputnya gampang. Manut dan tegak lurus. Antara NU dan Khofifah juga nyambung,” katanya.

        Jika Prabowo ingin mengambil tokoh irisan yang belakangan menempel dengan NU dengan basis resource atau modal kuat, kata Pangi, tentu ada nama Menteri BUMN, Erick Thohir. Erick sudah jadi kader istimewa NU, anggota Banser kehormatan, juga dipercaya jadi Ketua Panitia Seabad NU. “Ini bentuk dukungan ketua umum dan pengurus PBNU, chemistry-nya lebih cocok mendukung Erick,” tuturnya.

        Baca Juga: Jika Terwujud, Duet Maut Puan Maharani-Anies Baswedan Akan Luar Biasa, Tapi Masih Ada Catatan

        Sedangkan untuk tokoh NU yang juga Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, Pangi menilai, meski punya tiket partai, namun tak terlalu menguntungkan Prabowo, karena solidaritas dukungan elite dan grass root NU belum tentu kuat menopang saat berpasangan dengan pria yang akrab disapa Cak Imin itu. “Sekarang hubungannya PKB dan NU agak korslet, khususnya dengan Cak Imin,” pungkasnya.

        Sebelumnya, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Djayadi Hanan menilai, Cak Imin belum dapat mengikat para pemilih nahdliyin. “Perlu figur yang bisa ikat semua itu. Nah, Cak Imin dianggap belum mampu. Buktinya elektabilitasnya sampai hari ini masih di bawah seperti kata Mbak Yenny,” kata Djayadi dalam diskusi Total Politik di bilangan Jakarta Selatan, pekan lalu.

        Dikatakan, masyarakat Indonesia yang mengaku sebagai anggota NU aktif dan nonaktif capai 21 persen. Sementara warga Indonesia yang terafiliasi dengan nahdliyin ada sekitar 50 persen. Namun, elektabilitas Cak Imin masih rendah. Survei Indikator Politik 14-19 April 2022 elektabilitas Cak Imin hanya 0,5 persen. Sementara hasil survei Charta Politika 10-17 April 2022 menunjukkan elektabilitas Cak Imin hanya 1,3 persen.

        “Ditambah orang tahu Cak Imin dan Gus Yahya tak harmonis. Partainya, PKB, koalisi memerlukannya. Tapi apakah mereka setuju Cak Imin jadi calon. Itu jadi masalah. Karena belum tentu Cak Imin bisa membawa suara NU,” kata dia.

        Menanggapi hal ini, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PKB, Daniel Johan menegaskan, Cak Imin terbukti sukses membawa PKB menjadi partai besar dan berpengaruh di kancah politik nasional.

        “Gus Muhaimin membawa hoki. Beliau dapat dukungan solid dari nahdiliyin. Dan jelas mampu mengambil suara nahdliyin terbukti dalam survei-survei PKB, yang basis masa terbesarnya kaum sarungan. Selalu lima besar,” kata Daniel kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

        Dikatakan, konsolidasi PKB dan Gus Muhaimin dengan nahdiliyin, khususnya masyarakat tradisional sarungan sejauh ini berjalan baik. Cak Imin selalu diterima dan didukung saat menyambangi pondok pesantren kultural, kiai khos, dan basis massa tradisional NU. “Bahwa ada kesan sedang beda pandangan dengan NU, itu kan dinamika biasa. Intinya, akar rumput NU solid dukung Gus Muhaimin,” tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Adrial Akbar

        Bagikan Artikel: