Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Program Bapak Asuh Anak Didukung Banyak Pihak, BKKBN Siap Turunkan Angka Stunting

        Program Bapak Asuh Anak Didukung Banyak Pihak, BKKBN Siap Turunkan Angka Stunting Kredit Foto: Kredivo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Irma Ardiana memaparkan bahwa program Bapak Asuh Anak Stunting yang dilakukan pihaknya mendapat sambutan positif dari banyak pihak.

        Dia juga mengatakan bahwa program tersebut, telah membantu sekitar 3.630 anak stunting di Indonesia. Sementara itu, terdapat 50 mitra yang terlibat secara perorangan maupun lembaga.

        Baca Juga: Rapat Koordinasi Penurunan Stunting Libatkan Banyak Pihak, BKKBN Beberkan Permasalahan di Lapangan

        Irma menjelaskan, Bapak Asuh Anak Stunting merupakan program orang tua asuh yang membantu keluarga yang terfokus pada keluarga kurang mampu. Irma juga mengatakan bahwa terdapat dua fokus dalam program tersebut, yakni Asuhan Prioritas yang dilakukan untuk memenuhi makanan tambahan dan sanitasi serta pemenuhan air bersih.

        Sedangkan untuk Asuhan Pendampingan, terfokus pada pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi kepada keluarga yang memiliki risiko stunting secara kelompok maupun personal.

        "Kemudian pemberdayaan ekonomi keluarga, karna kita sudah paham bagaimana karakteristik dari keluarga berisiko dan juga dengan baduta atau balita stunting pra sejahtera, maka memang mereka perlu dimampukan secara ekonomi," ujar Irma dalam keterangan tertulisnya.

        Lebih lanjut, Irma berharap program Bapak Asuh Anak Stunting bisa menjangkau seluruh masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, dia juga berharap program tersebut terus mendapat dukungan dari berbagai sektor.

        "Oleh karena itu kita harus pastikan konvergensi nya sampai pada titik keluarga dari berbagai program kebijakan yang diatur dari yang di atas (pemerintah pusat) sampai di bawah (pemerintah desa). Nah itu strategi kita," tuturnya.

        Sebagaimana diketahui, angka kasus stunting Indonesia saat ini mencapai 24%, melebihi ambang batas Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) yakni prevelansi stunting kurang dari 20%.

        Berbagai upaya telah dilakukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menurunkan angka kasus stunting yang pada 2013 masih berada pada prevelansi 37,8% dan pada 2019 berhasil diturunkan menjadi 27,6% dan saat ini berada pada angka 24%.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: