Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Arifin Tasrif Tegaskan Pemerintah Masih Tahan Harga Pertamax, Tapi Nanti Bakal Naik

        Arifin Tasrif Tegaskan Pemerintah Masih Tahan Harga Pertamax, Tapi Nanti Bakal Naik Kredit Foto: Antara/Fauzan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Melonjaknya harga minyak mentah dunia tidak membuat pemerintah secara gegabah menyesuaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), baik subsidi maupun nonsubsidi.

        Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menegaskan pemerintah belum akan menaikkan harga jual Pertamax meskipun bukan dalam jenis BBM yang harganya tak secara khusus diatur pemerintah.

        Arifin tetap mengupayakan agar harga Pertamax tetap ditahan sementara untuk menjaga daya beli masyarakat.

        Baca Juga: Jamin Stok BBM, Menteri ESDM Ingatkan Tiga Sknenario yang Akan Terjadi

        "Nah Pertamax itu sebetulnya tidak masuk ke dalam yang diatur, tapi saat ini memang kami memahami daya beli untuk sementara ini memang masih dipertahankan," kata dia kepada wartawan, Rabu (27/7/2022).

        Meski begitu, ia tidak menutup kemungkinan adanya kenaikan harga Pertamax ke depannya. Apalagi, harga Pertamax saat ini disebut masih jauh dari harga keekonomian. 

        "Tapi kita lihat perkembanganya," ujarnya.

        Sebelumnya, ia menjelaskan bahwa lonjakan harga minyak mentah dalam beberapa bulan terakhir membuat harga keekonomian BBM di Indonesia juga naik.

        Arifin menjelaskan, lonjakan harga minyak dunia cukup tinggi. Saat ini harga minyak dunia sudah di atas US$100 per barel hingga US$120 per barel.

        "Harga keekonomian BBM RON 90 maupun RON 92, rata-rata di atas Rp30.000. Kami harus antisipasi ini karena situasi krisis energi tidak bisa diramalkan selesai tahun ini atau lebih lama lagi," ungkap Arifin tasrif dikutip dari keterangan tertulis, Senin (27/6/2022).

        Namun, saat ini Pemerintah Indonesia lebih memilih menahan harga BBM. Jika dibandingkan dengan harga keekonomiannya, harga BBM di Indonesia jauh lebih murah.

        "Pertalite (RON 90) saja dijual Rp7.650, Pertamax (RON 92) kami jual Rp12.500. Makanya, kita perlu mengingatkan ke masyarakat agar menggunakan BBM seefisien mungkin. Ini berdampak pada (membengkaknya) alokasi subsidi," ungkapnya. 

        Oleh karena itu, Menteri ESDM meminta PT Pertamina (Persero) sebagai lembaga penyalur BBM untuk meningkatkan level keamanan (safety) dan jaringan logistik di setiap infrastruktur BBM.

        "Ini masih terlalu sederhana, kami minta perbaiki logistiknya supaya bisa lebih hemat dan efisien," ujarnya.

        Penataan operasional logistik berdampak pada efisiensi sehingga bisa ikut menahan laju kenaikan harga BBM.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: