Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bertebaran Spekulasi di Sekitar Kasus Kematian Brigadir J, Kuncinya: Polisi Harus Transparan

        Bertebaran Spekulasi di Sekitar Kasus Kematian Brigadir J, Kuncinya: Polisi Harus Transparan Kredit Foto: Antara/ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menanggapi munculnya berbagai spekulasi di sekitar kasus kematian Brigadir J, polisi diminta menjaga independensi, transparansi, profesionalisme, dan akuntabilitas dalam menegakkan hukum.

        Anggota Komisi III DPR RI Didik Mukrianto mengatakan, penegakan hukum yang independen dan akuntabel akan mampu melahirkan tegaknya keadilan. "Tidak boleh penegakan hukum ditutup-ditutupi, apalagi di-engineering," kata legislator Fraksi Partai Demokrat (PD) itu kepada wartawan, Rabu (27/7).

        Baca Juga: Dalang Pembunuhan Berencana Brigadir J adalah Skuad Lama, Siapa Itu? Kuasa Hukum: Ada di Antara Foto-foto Itu

        Menurut Didik, aparat hukum wajib mengungkapkan fakta seterang-terangnya. Sajikan data dan alat bukti setransparan mungkin serta informasikan kepada publik secara utuh. "Demi menghindari munculnya spekulasi berlebihan dan skeptis publik," ujar legislator Daerah Pemilihan IX Jawa Timur itu.

        Namun demikian, kata Didik, dalam penegakan hukum, partisipasi publik juga penting. Jika masyarakat memang mempunyai informasi dan menemukan data, fakta, dan alat bukti tentang dugaan tindak pidana, jangan ragu-ragu untuk melapor kepada aparat.

        "Dengan begitu, kebenaran dapat diungkap dan keadilan dapat ditegakkan," ujarnya.

        Spekulasi tentang tewasnya Brigadir J terus bertebaran di dunia maya. Satu di antaranya muncul di laman Wikipedia yang dibuat pihak tertentu. Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dalam laman itu dituding menerima suap dari Irjen Ferdy Sambo agar pengusutan tewasnya Brigadir J jalan di tempat.

        Buntutnya, Sahabat Polisi Indonesia membuat laporan ke Polda Metro Jaya menyusul munculnya spekulasi tersebut. Ketua Umum Sahabat Polisi Indonesia Fonda Tangguh mengaku pertama kali melihat posting berisi narasi menyesatkan itu melalui media sosial Twitter.

        "Saya melihat Twitter dengan isinya disebut Irjen Fadil Imran terima suap dari Ferdy Sambo atas pembunuhan berencana Brigadir J," ujar Fonda Tangguh di Polda Metro Jaya, Selasa (26/7).

        Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Istri Ferdy Sambo Sebagai Korban dan Punya Peranan Penting dalam Menguak Misteri Tewasnya Brigadir J: Jangan Diganggu!

        Dia pun membuka biodata Kapolda Metro Jaya itu di portal Wikipedia untuk memastikannya. "Kemudian di malamnya saya cek di Wikipedia ternyata betul ini, ada beberapa poin yang disunting yang diubah oleh dia (penyunting anonim,red)," ungkapnya.

        Sebelumnya, Brigadir J tewas dalam sebuah peristiwa yang disebut kepolisian sebagai insiden baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam nonaktif Polri Irjen Ferdy Sambo. Polisi mengeklaim Brigadir J tewas setelah tertembak oleh Bharada E dalam peristiwa pilu yang terjadi pada Jumat (8/7).

        Adapun, polisi menarasikan bahwa baku tembak bermuara dari dugaan pelecehan seksual Brigadir J kepada istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: