Pandemi Buat OYO Tak Gentar, Manfaatkan Fenomena Staycation sebagai Tren Baru
Staycation belakangan ini menjadi fenomena yang diminati oleh banyak kalangan khususnya di masa pandemi. Hingga saat ini masyarakat yang awalnya diimbau untuk menghindari berkumpul dan berkontak dengan orang asing, membuat fenomena staycation menjadi sebuah alternatif bagi seluruh masyarakat. Terutama untuk memenuhi berbagai kebutuhan seperti liburan, mengganti suasana kerja, atau bertemu dengan teman dan kerabat.
Melihat peluang ini, OYO sebagai salah satu startup jaringan layanan perhotelan asal India ini turut membantu masyarakat dengan menghadirkan tempat akomodasi yang berkualitas di segmen hotel kecil menengah.
Lalu, bagaimana OYO melihat peluangnya selama pandemi belakangan? Pencapaian apa saja yang sudah didapat? Berikut adalah wawancara eksklusif antara Warta Ekonomi dengan Country Head OYO Indonesia, Agus Hartono Wijaya, Jumat (29/7/2022).
Baca Juga: Bisa Dapat Kamar Gratis! OYO Beri Promo Lewat Program 'Stay on Us'
OYO dikenal sebagai salah satu pilihan penginapan yang belakangan populer di masyarakat, bisa Anda jelaskan bagaimana awalnya OYO hadir (ekspansi) di Indonesia?
OYO merupakan travel-tech company yang pada awalnya didirikan untuk menjadi solusi atas kesenjangan antara demand dan supply akan tempat akomodasi yang berkualitas di segmen hotel kecil menengah, independen, & unbranded.
Kondisi ini kemudian memaksa para wisatawan untuk berkompromi atas lokasi, kualitas, dan harga ketika memilih akomodasi. Berangkat dari kondisi tersebut, OYO kemudian fokus pada pengembangan teknologi, operasional dan talenta untuk mengatasi masalah kesenjangan antara ketersediaan (supply) dan permintaan (demand) di industri perhotelan.
OYO bekerja sama dengan pemilik properti dengan memanfaatkan inovasi berbasis teknologi dan membangun ekosistem usaha penginapan yang baik dengan berbagai keahlian di bidang perhotelan di antaranya:
1. OYO melakukan standardisasi terhadap usaha penginapan berskala kecil, menengah, dan unbranded menjadi akomodasi yang berkualitas namun terjangkau.
2. OYO melakukan transformasi sistem dengan menawarkan teknologi full-stack yang mempermudah pemilik aset untuk melakukan kegiatan operasional sehari-hari secara efisien,
3. Memperluas jangkauan market share dari properti-properti yang sudah berperforma baik setelah bergabung dengan OYO,
4. Untuk dapat menawarkan akomodasi yang berkualitas pengalaman menginap yang terstandardisasi, terjangkau, juga tersedia kapanpun untuk para pengguna.
Seiring dengan potensi besar untuk pengembangan akomodasi di segmen kecil dan menengah di Indonesia, OYO pun hadir di Indonesia pada 2018. Sejak awal beroperasi di Indonesia, OYO memulai di tiga kota besar yakni Jakarta, Medan, dan Surabaya dengan 30 properti pada tahun 2018. Saat ini, pasar OYO di Indonesia terus berkembang, dengan lebih dari ribuan storefronts yang tersebar di lebih dari 150 kota dari Sabang hingga Maluku.
Tidak hanya itu, para mitra properti (Patron) kami juga telah membantu dalam menciptakan lebih dari 20.000 pekerjaan di ekosistem usaha penginapan. Secara bisnis, Indonesia saat ini juga menjadi salah satu dari 4 pasar dan fokus terbesar bagi OYO di Asia Tenggara dan Timur Tengah.
Di tengah gejolak dan naik turunnya pandemi di Indonesia bagaimana perjalanan dan keadaan OYO?
Ketika pandemi melanda dunia, industri perhotelan dan pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terdampak. Padahal, sektor pariwisata merupakan sektor yang memiliki efek berganda pada perekonomian negara dan merupakan sebuah ekosistem besar yang ditopang oleh berbagai subsektor mulai dari akomodasi, transportasi, hingga usaha kecil dan menengah.
Saat awal pandemi terjadi, okupansi OYO di dunia rata-rata menurun sebesar 60% dan kondisi tersebut menyebabkan strategi bisnis OYO sebagai pelaku di industri perhotelan turut mengalami perubahan signifikan. Hal tersebut mendorong OYO untuk terus berinovasi dalam hal layanan bagi pelanggan dan strategi bisnis para Patron, di antaranya:
- Program Stay on Us untuk para pengguna baru guna mendorong okupansi bagi pemilik properti.
- OYO360, fitur onboard mandiri yang seamless dan serba digital bagi pemilik properti yang ingin bergabung ke dalam ekosistem OYO.
- OYO Discover untuk akuisisi pengguna baru.
- Standardisasi protokol kesehatan dan kebersihan “Sanitized Stay” untuk menjamin keselamatan para pelanggan dan karyawan.
- Fitur Check-in tanpa kontak dengan integrasi e-wallet, dan lain-lain.
Dari awal OYO hadir di Indonesia tahun berapakah yang menjadi tahun terbaik OYO? Bisa Anda berikan data, atau laporan keuangan saat itu? Hal apa yang paling berpengaruh?
Selain inovasi secara bisnis dan operasional, kolaborasi yang solid bersama para mitra menjadi kunci bagi OYO dalam mempertahankan bisnis selama pandemi. Enam bulan pascapandemi pertama kali menyerang, kami melihat kenaikan tren pertumbuhan okupansi sebanyak 70-75% di Indonesia.
Hal ini merupakan hasil dari upaya kami dalam beradaptasi menjawab tantangan, serta bentuk komitmen kami terhadap Patron atau mitra bisnis kami.
Melalui kolaborasi dan kepercayaan para Patron, OYO secara global berhasil membantu segmen kecil dan menengah bisnis akomodasi untuk meningkatkan pendapatan mereka 1,4 kali–2,4 kali lebih tinggi dari hotel atau penginapan yang dioperasikan secara independen.
Selain itu, seiring dengan preferensi wisatawan yang semenjak pandemi beralih ke digitalisasi, transaksi pemesanan kamar di OYO Indonesia tercatat mengalami kenaikan sebesar 176% pada Mei 2022 dengan dominasi transaksi melalui aplikasi.
Ke depannya, OYO berkomitmen untuk fokus pada keberlanjutan bisnis dengan tetap berorientasi pada pertumbuhan baik bagi perusahaan maupun bisnis para Patron.
Saat ini kebiasaan masyarakat untuk menghabiskan waktu liburan dengan menginap telah meningkat. Bagaimana OYO mengambil kesempatan ini?
Saat ini, di tengah fase pandemi menuju endemi dan kinerja sektor perhotelan yang berangsur membaik, OYO terus berinovasi guna mendorong momentum positif tersebut. Salah satu yang menjadi fokus OYO adalah mengembangkan potensi pariwisata lokal di Indonesia yang saat ini terus menunjukkan tren positif dan menjadi fokus pemerintah.
Sejak Maret 2022, OYO juga telah berkolaborasi bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dalam program Maju Bersama Desa Wisata, yang telah menggandeng banyak desa wisata di seluruh Indonesia dengan total ribuan kamar. Tujuan dari kolaborasi ini adalah untuk mendukung percepatan dalam pengembangan Desa Wisata melalui digitalisasi.
Tak hanya itu, OYO juga menggandeng beberapa Online Travel Agent (OTA) yang bekerja sama di jaringan OYO untuk turut membantu memasarkan kamar penginapan yang berada di Desa Wisata dengan tetap mempertahankan kearifan lokal Desa Wisata setempat.
Saat ini sudah memasuki Q3 2022, bagaimana target untuk akhir tahun ini?
Sebagai pelaku industri perhotelan, OYO melihat tiga faktor utama yang menjadi kunci dalam momentum pemulihan sektor pariwisata saat ini yang juga menjadi fokus strategi OYO selama 2022, yaitu:
- Peran teknologi yang semakin krusial. Dampak COVID-19 pada industri hospitality turut memperlihatkan pentingnya peranan teknologi pada industri ini. Salah satu poin penting peranan teknologi di industri hospitality adalah mempersiapkan industri untuk memberi rasa aman bagi para pelanggan ketika mereka harus bepergian, dengan menciptakan standar operasi higienis salah satunya melalui mekanisme pemesanan tanpa kontak fisik demi keselamatan dan keamanan pelanggan.
- Membangun kembali ekosistem pariwisata yang kolaboratif dan tangguh. Pelaku industri pariwisata dan perhotelan perlu bersiap untuk berkolaborasi menjadi sebuah ekosistem yang lebih kuat dan lebih tangguh pasca pandemi. Kolaborasi ini dapat mencakup peningkatan keterampilan (upskilling) staf-staf akomodasi untuk memastikan standar kebersihan yang lebih tinggi, serta membantu UMKM dan pelaku bisnis perhotelan kecil dan menengah dalam mengelola operasional hotelnya secara lebih efisien.
- Pentingnya keberlanjutan pariwisata ramah lingkungan pasca pandemi. Terakhir, selama pandemi, kita dapat melihat pulihnya lingkungan dari polusi dampak kegiatan manusia, baik itu air sungai yang kembali jernih, atau langit yang lebih cerah. Efek samping yang positif ini bisa meninggalkan kesan yang cukup positif bagi masyarakat di seluruh dunia. Hal ini memperlihatkan pentingnya solusi dan inovasi berkelanjutan yang ramah lingkungan bagi seluruh industri, termasuk pariwisata.
- Beberapa contohnya bagi industri pariwisata adalah mengurangi konsumsi energi dengan memilih peralatan hemat energi, desain bangunan yang berkelanjutan, mendaur ulang penggunaan air, memprioritaskan penggunaan produk segar dari daerah lokal, dan lain sebagainya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: