Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Properti Bernilai Fantastis Milik Orang Rusia Ini Akhirnya Dibekukan karena...

        Properti Bernilai Fantastis Milik Orang Rusia Ini Akhirnya Dibekukan karena... Kredit Foto: Reuters/Anton Vaganov
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Sebuah real estat yang dimiliki oleh warga negara Rusia telah dibekukan pihak Montenegro.

        Menteri Dalam Negeri Montenegro Filip Adzic mengatakan pada 10 Juni 2022, sebanyak 44 real estat milik warga negara Rusia akan dibekukan di Montenegro sebagai bagian dari sanksi anti-Rusia yang diberlakukan sebagai respons terhadap operasi khusus Rusia di Ukraina, demikian menurut dokumen yang disiarkan oleh situs pemerintah Montenegro dikutip Kantor Berita TASS pada Jumat.

        Baca Juga: Konglomerat Ukraina Eksportir Biji-bijian Tewas Disambar Rudal Milik Rusia

        Menurut perkiraan pakar, warga dan perusahaan Rusia telah berinvestasi sebanyak lebih dari 129 juta euro di perekonomian Montenegro pada 2021.

        Sekitar 49,46 juta euro diinvestasikan di sektor real estat di negara tersebut, demikian dokumen yang disiarkan pada Rabu (27/7/2022) itu.

        Duta Besar Rusia untuk Montenegro Vladislav Maslennikov mengatakan selama 15 tahun terakhir, Rusia telah menjadi investor terbesar untuk ekonomi Montenegro, dengan jumlah investasi setidaknya 1,5 milyar euro atau rata-rata 100 juta euro setiap tahunnya.

        Menurut dia, investasi Rusia di Montenegro melebihi investasi yang direncanakan Uni Eropa dalam rencana investasi Balkan Barat untuk tahun 2021-2027 yang tidak lebih dari 600 juta euro. 

        Montenegro bergabung memberi sanksi anti-Rusia bersama Uni Eropa pada 1 Maret 2022.

        Setelah KTT anggota negara NATO, Presiden Montenegro Milo Dukanovic menyatakan solidaritas kepada Ukraina.

        Sementara itu, sejumlah unjuk rasa mendukung Rusia diselenggarakan secara berkala di kota-kota Montenegro.

        Para pengunjuk rasa menuntut sanksi anti-Rusia dicabut. Sekitar 6.000 tanda tangan telah dikumpulkan untuk mempertimbangkan resolusi di parlemen negara tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: