CEO BNI Ventures Bagikan Cara Sehat Hadapi Tantangan Investasi Startup
CEO BNI Ventures Eddi Danusaputro membagikan pandangannya terkait dengan tantangan yang paling besar yang dihadapi investor maupun startup. Hal ini ia ungkapkan dalam media gathering NoLimit bertema Startup Digital yang Sehat Membangun Ekosistem Digital Indonesia yang Kuat, Selasa (9/8/2022).
Berdasarkan pengalamannya selama bertahun-tahun, Eddi mengungkapkan bahwa investasi memang tidak selalu berhasil, ada hal-hal yang bisa diperhatikan untuk mendukung keberhasilan investasi dan perkembangan perusahaan.
"Melakukan investasi ke startup merupakan hal yang menguntungkan dan bisa berdampak luar biasa positif terhadap ekonomi Indonesia karena dapat membuka lapangan kerja, inovasi, dan lainnya," paparnya.
Baca Juga: Bagaimana Cara Startup Bertahan Tanpa Investasi Eksternal? CEO NoLimit Bocorkan Model Bisnisnya
Namun, lanjutnya, memang membutuhkan kesabaran yang luar biasa karena tidak ada sesuatu yang dapat diraih secara instan. Oleh karena itu, dalam hal ini tentu yang tidak boleh dilewatkan adalah pentingnya memberikan edukasi kepada shareholder, investor, maupun masyarakat terkait dengan cara dan sistem investasi, risiko, maupun segala hal yang harus dilakukan.
"Kalau invest ke startup, biasanya ambil berapa puluh persen? Sebagai investor kami prefer menjadi minoritas. Orang kan selalu berpikir sebagai investor kalau masuk ke sebuah startup mau ambil 51% atau lebih, tapi enggak, itu counter productive karena yang paling mengerti industri tersebut, produk tersebut, kan founder-nya. Jadi kami harus berani mengambil minoritas, misalnya 10-15%, dan biarkan founder-nya berkreasi,” ujar Eddie menjelaskan bagaimana seharusnya hubungan antara investor dan startup bisa terjalin saling menguntungkan.
Eddie menekankan pentingnya meletakkan kepercayaan sebagai investor terhadap founder untuk melakukan inovasi dan berkreasi dalam mengembangkan bisnisnya.
Meskipun pihak investor memiliki kesempatan untuk ikut serta secara aktif dalam mengelola perusahaan, Eddie menyarankan untuk lebih baik tidak menaruh orang (perwakilan investor) sebagai dewan direksi dan lebih baik menempatkan orang pada posisi perwakilan di dewan komisaris supaya founder dapat menjalankan perusahaannya semaksimal mungkin.
Selain itu, interaksi antara investor dan founder adalah satu hal penting yang harus terus diperhatikan sehingga tidak ada kesalahpahaman yang dapat menjadi batu sandungan bagi perusahaan karena perbedaan keinginan terhadap perusahaan. Investor boleh saja ikut campur terkait dengan penggunaan dana yang sustainable atau tidak.
Memberikan tips terakhirnya, Eddi mengungkapkan bahwa kesalahan yang seringkali terjadi adalah pada pihak founder startup yang tidak memahami visi yang ia buat. Pada awal mendirikan startup, kebiasaan buruk yang sering dilakukan adalah pada penciptaan visi yang terlalu jangka pendek maupun visi jangka panjang yang terlalu lama.
“Visinya somewhere in between enggak apa-apa. Lebih baik memiliki target yang achievable daripada target yang terlalu muluk-muluk,” tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: