Rusia Tangguhkan Pemeriksaan Senjata di Bawah Perjanjian dengan Amerika karena...
Rusia pada Senin (8/8/2022) mengatakan bahwa pihaknya menangguhkan inspeksi di tempat Amerika Serikat di bawah perjanjian pengurangan senjata strategis dengan Washington, menunjuk pada sanksi Barat dan infeksi virus corona.
Kementerian luar negeri Rusia mengatakan fasilitas yang tunduk pada inspeksi di bawah perjanjian START Baru akan "sementara" dikecualikan dari inspeksi tersebut.
Baca Juga: Jenderal Besar Rusia Blak-blakan Layangkan Ancaman: Perang Nuklir Telah Berlangsung
Pengumuman itu muncul ketika hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat terurai karena intervensi Moskow di Ukraina dan sanksi Barat yang melemahkan.
START baru adalah pakta pengurangan senjata terakhir yang tersisa antara bekas saingan Perang Dingin dan membatasi hingga 1.550 jumlah hulu ledak nuklir yang dapat dikerahkan oleh Moskow dan Washington.
"Rusia sekarang terpaksa menggunakan tindakan ini sebagai akibat dari keinginan terus-menerus Washington untuk secara implisit memulai kembali inspeksi pada kondisi yang tidak mempertimbangkan realitas yang ada," kata kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan.
Moskow juga menuduh Washington berusaha "menciptakan keuntungan sepihak" dan merampas hak Rusia untuk melakukan inspeksi di tanah Amerika.
Pernyataan itu mengindikasikan semakin sulit bagi Moskow untuk melakukan inspeksi di tanah Amerika karena sanksi Barat termasuk penutupan ruang udara untuk pesawat Rusia dan pembatasan visa.
Moskow juga menunjukkan lonjakan baru dalam kasus virus corona di Amerika Serikat.
"Kami percaya bahwa dalam keadaan saat ini, para pihak harus meninggalkan upaya kontraproduktif yang terang-terangan untuk mempercepat dimulainya kembali kegiatan inspeksi START dan fokus pada studi menyeluruh dari semua masalah yang ada di bidang ini," kata kementerian luar negeri.
Tahun lalu, Amerika Serikat dan Rusia memperpanjang START Baru dengan waktu maksimum yang diizinkan selama lima tahun.
Pengumuman Moskow datang setelah Presiden AS Joe Biden meminta Rusia dan China untuk menunjukkan komitmen mereka untuk membatasi senjata nuklir.
Rusia harus menunjukkan kesediaannya untuk memperbarui pakta pengurangan senjata nuklir ketika perjanjian itu berakhir pada 2026, kata Biden.
Dalam komentar yang dikirim melalui email, juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Washington berkomitmen pada perjanjian START Baru, "tetapi kami merahasiakan diskusi antara para pihak mengenai implementasi perjanjian."
"Prinsip timbal balik, saling dapat diprediksi, dan stabilitas timbal balik akan terus memandu pendekatan AS untuk implementasi Perjanjian START Baru," kata pejabat itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: