Perkembangan industri sawit dunia yang sangat cepat sering kali dikaitkan dengan land use change yang di dalamnya terkait isu deforestasi. Melansir laporan PASPI pada Kamis (11/8), masalah deforestasi bukan hanya terkait minyak sawit, melainkan berlaku bagi semua komoditas, sektor, negara, dan secara lintas peradaban.
Dalam konteks penyediaan minyak nabati/lemak dunia, pertanyaan sustainability yang relevan bukan apakah terjadi deforestasi atau tidak. Salah satu pertanyaannya ialah untuk menyediakan minyak nabati dunia, tanaman minyak nabati mana yang lebih hemat deforestasi?
Baca Juga: Harga Tandan Buah Segar Petani Sawit Naik Ditopang Harga CPO
Data PASPI merangkum, berdasarkan luas areal dan produktivitas minyak nabati dunia, secara implisit telah terlihat bagaimana intensitas deforestasi antar-minyak nabati utama dunia. Dengan asumsi bahwa semua ekspansi minyak nabati merupakan suatu deforestasi, dengan indeks deforestasi minyak sawit sebagai benchmark, indeks deforestasi minyak kedelai mencapai 956 persen, indeks deforestasi minyak rapeseed 614 persen, dan indeks deforestasi minyak biji bunga matahari mencapai 827 persen.
"Dengan demikian, sangat jelas bahwa dalam produksi minyak nabati dunia, deforestasi sawit ialah paling rendah dibandingkan deforestasi pada minyak nabati lainnya. Hal ini juga bermakna bahwa kehadiran minyak sawit dalam rantai pasok minyak nabati global ialah menghemat atau mencegah terjadinya deforestasi dunia yang lebih luas," catat laporan PASPI.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum