Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kondisi Ekonomi Masih Menantang, CIMB Niaga Finance Tetap Optimis Bakal Tetap Tumbuh

        Kondisi Ekonomi Masih Menantang, CIMB Niaga Finance Tetap Optimis Bakal Tetap Tumbuh Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT CIMB Niaga Finance (CNAF) pada paruh pertama tahun 2022 ini berhasil mencatatkan kinerja yang ciamik. Namun, di paruh kedua tahun ini, perseroan melihat bahwa bisnis pembiayaan akan menghadapi tantangan. 

        Presiden Direktur CIMB Niaga Finance Ristiawan Suherman, menuturkan jika CIMB Niaga Finance harus lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan mengungat kondisi makro ekonomi yang belum mendukung untuk pertumbuhan yang lebib agresif. 

        “Ke depan masih banyak tantangan, kita tahu suku bunga acuan naik, inflasi masuk 5% lebih, domino efek tersebut akan menurunkan kemampuan bayar dan menurunkan rangsangan transaksi,” ucap Ristiawan, di Jakarta, Rabu (24/8/2022). 

        Baca Juga: Kinerja CIMB Niaga Finance Berhasil Melesat Hingga 103% di Semester I

        Meski begitu, pihaknya tetap optimis jika di semester II tahun ini perusahaan tetap akan mengalami pertumbuhan. “Enam bulan ke depan kami berharap tumbuh tapi tingkat ke hati-hatian kita tingkatkan lagi karena makro ekonomi belum mendukung,” terangnya. 

        Lebih lanjut Ristiawan mengungkapkan bila perusahaan juga akan melakukan penyesuaian terhadap tingak bunga. Hal ini merespon keputusan Bank Indonesia (BI) yang menaikan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75% dari 3,5%. 

        “CNAf pasti juga akan melakukan adjustment terhadap suku bunga yang ditetapkan ke nasabah. Tapi CNAF punya strategi untuk nasabah yang mempunyai profil resiko kecil akan lebih kecil dampak kenaikan suku bunganya dibanding dengan nasabah yang memiliki resiko lenih besar, kenaikan juga akan juga jauh lebih tinggi. Ini agar masyarakat yg punya profil rendah tidak terlalu terdampak,” terangnya. 
        Baca Juga: Inflasi dan Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Hantui Tren Pertumbuhan Kredit

        Ia juga menilai bila kondisi ekonoki ditambah dengan kenaikan suku bunga acuan akan memberikan dampak terhadap rasio non performing finance (NPF). Akan tetapi, perusahaan menekan akan tetap menjaga rasio NPF. Di mana, pada semester I tahun 2022 ini NPF perusahaan berada di level 0,92% turun dari 1,43% di periode yang sama tahun sebelumnya. 

        “Npf akan terpengaruh, dari 0,9% kita targetkan tidak melebih tahun kemaren dan kita akan jaga di bawah 1%,” ucap Ristiawan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: