Gegara Suharso Monoarfa Singgung 'Amplop Kiai', Ketua PBNU Sebut PPP Kurang Dipercaya Kalangan Pesantren
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendapat sorotan tajam. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi mengatakan kepercayaan pesantren terhadap PPP makin berkurang.
Pasalnya pernyataan Ketum PPP Suharso Monoarfa yang menyebut amplop kiai sebagai bentuk money politic tidak menghormati dan menghargai pesantren.
“Karena PPP ketum-nya itu dianggap orang yang tidak paham tentang bagaimana caranya menghormati dan menghargai pesantren, apalagi itu diomongkan di depan KPK," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (26/8).
Baca Juga: Soroti Kejanggalan Suharso, Massa Gelar Unjuk Rasa di Depan Kantor Bappenas
Dia juga menilai bawa ilustrasi tersebut tidak pantas dan tidak layak disampaikan oleh Suharso, apalagi merupakan ketua umum partai berlambang Ka'bah dengan konstituen umat Islam.
“Dia tidak memahami tradisi yang berkembang di masyarakat, bagaimana kita, masyarakat dan kiai itu ada simbiosis saling menghargai, saling memuliakan, itu tidak ada maksud sama sekali untuk sogok,” ucapnya.
"Saya kira PPP harus introspeksi dan mereka harus minta maaf,” sambungnya.
Gus Fahrur mengatakan, bahwa menyamakan memberi sesuatu kepada kiai dengan politik uang tidaklah bisa dibenarkan.
Sebab, menurut Gus Fahrur, kiai itu melayani dan menjadi rujukan masyarakat.
“Memberikan sesuatu menjadi tradisi, menghormati guru seperti kita bertamu bawa oleh-oleh. Tidak bisa disebut money politic, karena mereka (para kiai) kan bukan penentu kebijakan," jelasnya.
Dia menegaskan justru para politisi yang datang itulah yang mestinya mengerti dan memahami apa yang harus dilakukan saat menjadi tamu.
Sebelumnya dalam pidatonya di acara Pembekalan Antikorupsi Politik Cerdas Berintegritas (PCB) untuk PPP bekerja sama dengan KPK, Suharso Monoarfa menyinggung soal amplop kiai. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto