Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Yang Terjadi pada 2100 Cukup Ekstrem, Studi Ini Ungkap Fakta yang Sulit Diterima

        Yang Terjadi pada 2100 Cukup Ekstrem, Studi Ini Ungkap Fakta yang Sulit Diterima Kredit Foto: Unsplash/Kurt Cotoaga
        Warta Ekonomi -

        Penelitian dari jurnal Communications Earth and Environment menyatakan sebagian besar bagian dunia akan berada dalam cengkeraman panas ekstrem pada 2100.

        Kondisi ini mungkin terjadi bahkan saat dunia berhasil membatasi pemanasan global hingga dua derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.

        Baca Juga: Badan Meteorologi Swedia bakal Antisipasi Suhu Ekstrem hingga 35 Derajat Celcius

        Perkiraan menunjukkan daerah tropis dan subtropis termasuk anak benua India, sebagian besar Semenanjung Arab, dan sub-Sahara Afrika akan mengalami suhu panas yang berbahaya hampir setiap hari sepanjang tahun pada akhir abad ini.

        Menurut laporan itu, daerah garis lintang tengah di seluruh dunia akan, setidaknya, mengalami gelombang panas yang intens setiap tahun.

        Contoh saja kota Chicago di Amerika Serikat, para peneliti memperkirakan peningkatan 16 kali lipat gelombang panas berbahaya pada akhir abad ini.

        “Panas ekstrem berkontribusi pada penyakit kronis dan dikaitkan dengan hilangnya waktu kerja di luar ruangan secara teratur, dan memiliki potensi untuk mengancam kelayakhunian petak besar permukaan bumi jika emisi gas rumah kaca tidak dibatasi," ujar laporan tersebut dikutip dari Anadolu Agency.

        Kelompok paling rentan terhadap masalah kesehatan parah yang disebabkan oleh panas yang ekstrem adalah orang tua, orang miskin, dan pekerja luar ruangan.

        “Tanpa langkah-langkah adaptasi, ini akan sangat meningkatkan kejadian penyakit terkait panas dan mengurangi kapasitas kerja di luar ruangan di banyak daerah di mana pertanian subsisten penting,” kata studi tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: