Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Diiming-imingi Rp2,5 Juta Per Orang, Pengungsi Ukraina di Rusia Bisa Lebih Dekat ke Putin

        Diiming-imingi Rp2,5 Juta Per Orang, Pengungsi Ukraina di Rusia Bisa Lebih Dekat ke Putin Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Vladimir Astapkovich
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu (27/8/2022) menandatangani dekrit yang mengatur tentang manfaat finansial bagi orang-orang yang meninggalkan wilayah Ukraina untuk datang ke Rusia.

        Aturan tersebut berlaku termasuk untuk pensiunan, perempuan hamil, dan orang cacat. Keputusan tersebut, yang diterbitkan di situs web pemerintah, menetapkan pembayaran bantuan bulanan sebesar 10.000 rubel atau setara dengan sekitar Rp2,5 juta untuk orang-orang yang terpaksa meninggalkan wilayah Ukraina sejak 18 Februari.

        Baca Juga: Tentara Rusia Ditambah dari 1,9 Jadi 2,04 Juta Oleh Putin, Telak! Kecurigaan Ini Dibaca Jelas Inggris

        Penyandang cacat juga akan mendapatkan bantuan bulanan yang sama, sedangkan hamil perempuan berhak mendapatkan bantuan hanya sebanyak satu kali.

        Keputusan tersebut mengatakan pembayaran akan dilakukan untuk warga Ukraina dan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk.

        Kedua wilayah Ukraina tersebut memisahkan diri dari negara asalnya yang diakui Moskow sebagai negara merdeka pada Februari. Ukraina dan Barat mengutuk langkah tersebut dan menyebutkan sebagai aksi ilegal.

        Pada 18 Februari, Putin memerintahkan setiap orang yang tiba di Rusia dari Donetsk dan Luhansk untuk diberikan bantuan senilai 10.000 rubel.

        Moskow telah memberikan paspor Rusia kepada orang-orang Ukraina. Kyiv dan dan Amerika Serikat mengatakan hal itu sebagai upaya ilegal Moskow untuk mencaplok wilayah yang telah didudukinya sebagai bagian dari apa yang mereka anggap sebagai perampasan tanah imperialis Rusia.

        Moskow mengatakan sedang menuntut "operasi militer khusus" untuk melindungi dirinya sendiri dan membela penutur bahasa Rusia yang dikatakan dianiaya oleh otoritas Ukraina, sesuatu yang dibantah oleh Kyiv.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: