Presiden Jokowi Diusung Tiga Periode, Rocky Gerung: Skenario yang Lebih Buruk dari Kasus Ferdy Sambo
Presiden Joko Widodo digadang-gadang akan mengikuti Pilpres 2024 dan membuat tahtanya menjadi tiga periode.
Sebelumnya dalam Musyawarah Rakyat (Musra) I Jawa Barat di GOR Arcamanik, Kota Bandung, Jawa Barat pada Minggu (28/8/2022). Jokowi meminta para relawan yang telah setia mendukungnya selama dua periode pemerintahan tidak buru-buru menentukan dukungan kepada salah satu tokoh tertentu pada pemilihan presiden 2024.
"Sebelum masuk ke sini kita berbicara di ruang tunggu, banyak yang berbisik-bisik kepada saya, 'Pak politiknya seperti apa 2024, kita dukung siapa?' Sekali lagi, kita harus kompak. Kita harus 'kade' (hati-hati), setuju ndak? Hati-hati. 'Ulah gurung gusuh', jangan buru-buru," kata Jokowi.
Baca Juga: Penentu Nasib Ferdy Sambo adalah Presiden Joko Widodo, Kok Bisa? Ini Penjelasan Ahli
Musyawarah Rakyat (Musra) digelar di 34 provinsi oleh relawan Pro Jokowi (Projo) dengan agenda membahas figur calon presiden dan calon wakil presiden pilihan rakyat.
Menanggapi hal tersebut filsuf, akademisi, dan intelektual publik Indonesia, Rocky Gerung menyatakan bahwa Musra tidak dapat mewakili suara rakyat Indonesia, karena berisi relwan Jokowi Saja.
“Kalau sekarang bukan lagi terbalik, tapi dia (Presiden Jokowi) menginginkan itu secara harfiah,” ungkapnya dilansir dari kanal Youtube Rocky Gerung Official, Senin (29/8/2022).
“Atas nama demokrasi, boleh tapi ini bukan ini bukan demokrasi, ini atas nama kedunguan maka ketentuan konstitusi bisa dilanggar oleh kepentingan konstituen. Itu intinya,” tambahnya.
Menurut Rocky, langkah ini adalah skenario yang telah disusun. Dengan dalil kehendak rakyat, Presiden Jokowi ingin melampaui itu (dua periode) padahal menurutnya ini adalah kehendak dia sendiri.
“Yang dibuat melalui musyawarah rakyat, seolah-olah musyawarah rakyat ini peristiwa nasional padahal ini peristiwa segelintir orang. Ini, pendangkalan terjadi pada mereka yang memang sudah dangkal,” kata Rocky.
Menurutnya pula skenario tiga periode ini lebih buruk dari skenario pembunuhan yang dilakukan Ferdy Sambo.
Baca Juga: Peneliti Formappi Sebut Calon Alternatif Bakal Muncul pada Pilpres 2024
“Ini skenario yang lebih buruk daripada simulasi Sambo. Kalo Sambo, ini karena keterdesakan menghasilkan simulasi berbahaya yang bohong. Kalau ini (tiga periode) tidak ada keterdesakan tapi direncanakan. Sangat buruk,” ungkapnya.
“Ferdy Sambo skenarionya terbaca karena tidak rapi, kalau ini skenario (tiga periode) ini betul-betul rapih. Jadi seolah-olah ini biasa. Lho, kalau yang ngomong sudah Presiden berarti dia menghendaki tiga periode,” kata Rocky.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait: