Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J Selesai, Polri Mengaku Belum Temukan Benang Merah
Peristiwa Duren Tiga Berdarah terus mendapat perhatian publik. Kini kasus yang menyeret seorang Jenderal Polisi ini masuk tahap rekonstruksi.
Mengenai perkembangan yang ada, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi menyebut pihaknya masih belum bisa menemukan benang merah dari kasus pembunuhan tersebut.
"Jangan bicara benang merah, adanya benang hitam," ujar Andi kepada wartawan di Komplek Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8).
Lebih jauh, Andi menyebut ada perbedaan pengakuan terkait kegiatan rekonstruksi yang telah dilakukan.
Terlebih lagi, perbedaan itu terjadi antara Bharada Richard Eliezer dengan Irjen Ferdy Sambo.
"Bukan ada dua versi. Menurut keterangan RE sama FS ada yang tidak sesuai, tetapi, kan, silakan masing-masing mempertahankan. Kan, nanti kami faktakan di pengadilan," ungkapnya.
Andi juga belum mau menjelaskan lebih jauh terkait ada atau tidaknya aksi tembak yang dilakukan Ferdy Sambo.
"Masalah dia nembak atau tidak masing-masing punya pendapat, punya keterangan. Nanti, akan kami uji di pengadilan," paparnya.
Seperti diketahui, rekonstruksi pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J menampilkan seluruh adegan pembunuhan, mulai dari peristiwa di Magelang hingga di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut seluruh adegan dalam pembunuhan berencana Brigadir J telah dilakukan.
"Hari ini, saya bersama Komnas HAM, LPSK, dan penyidik telah melaksanakan rekonstruksi 7,5 jam. Seluruh rangkaian adegan (sudah diperagakan, red)," ujar Dedi dalam jumpa pers di Komplek Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8).
Rekonstruksi yang berlangsung selama 7,5 jam itu telah memperagakan total 78 adegan dari 3 peristiwa yang berlangsung di Magelang, Saguling, dan Duren Tiga.
Dari total adegan, 16 di antaranya terjadi di Magelang, 35 adegan di Jalan Saguling III, dan 27 adegan di Duren Tiga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto