Lab Indonesia 2022 jadi Ajang Peralatan Laboratorium Ramah Lingkungan
Lab Indonesia, pameran teknologi peralatan laboratorium terbesar di Asia Tenggara, kembali digelar setelah mengalami penundaan selama 2 tahun akibat pandemi.
Dipenyelenggaraannya yang ke-6, Lab Indonesia 2022 mengajak industri laboratorium untuk lebih peduli lingkungan dengan menerapkan program yang sustainable/ berkelanjutan selama pameran yang berlangsung tiga hari mulai 7 September hingga 9 September 2022 di Hall A&B Jakarta Convention Center (JCC).
Juanita Soerakoesoemah, Event Director PT Pamerindo Indonesia, mengatakan, dalam penyelenggaraan kali ini Pamerindo berinisiatif menerapkan program berkelanjutan di Lab Indonesia 2022.
Tujuannya untuk menjalankan pameran dengan yang dibarengi dengan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat, serta untuk menginspirasi pembangunan berkelanjutan di sektor industri peralatan laboratorium dan analisis ilmiah secara luas.
“Kami berharap dengan menerapkan sustainable dalam acara kami, akan memberikan dampak besar pada perubahan lingkungan yang sudah mulai tercemar, ” ujar Juanita.
Menurut Juanita, komitmen terhadap keberlanjutan diwujudkan antara lain melalui pengurangan emisi karbon, meminimalisir sampah yang terbuang dengan beralih ke digital, bekerjasama dengan mitra pemasok yang juga memiliki kepedulian tinggi terhadap sustainability.
Semaksimal mungkin penggunaan kertas dihindari dan beralih ke digital antara lain penggunaan QR Code untuk menyajikan informasi mengenai peserta pameran dan produknya, pendaftaran online dan sistem e-badge bagi semua pengunjung.
Semangat berkelanjutan ini juga disebarkan kepada para peserta pameran dan pengunjung sehingga tercipta lingkungan pameran yang ramah lingkungan. Keberlanjutan (sosial, ekonomi dan lingkungan) adalah sesuatu yang tidak lagi bagus untuk dilakukan, tetapi menjadi keharusan dalam satu pameran.
Kami ingin memastikan bahwa kami memenuhi harapan tersebut dan kami percaya bahwa menjadi berkelanjutan adalah hal yang benar untuk dilakukan,” jelas Juanita.
Gagasan untuk membuat laboratorium lebih berkelanjutan atau yang sering disebut sebagai “green lab” semakin marak di seluruh penjuru dunia.
Para ilmuwan yang terlibat dalam upaya laboratorium hijau berupaya mengurangi dampak lingkungan dari penelitian dengan mengurangi penggunaan energi dan air serta limbah di lingkungan laboratorium.
Salah satu dampak lingkungan yang paling terlihat di laboratorium adalah limbah. Dari sarung tangan hingga ujung pipet dan botol kaca hingga kotak kardus, laboratorium menghasilkan banyak limbah.
Tidak semua bahan ini berakhir di tempat pembuangan sampah, bahkan daur ulang membutuhkan sumber daya dan tidak memperpanjang umur produk.
Lab Indonesia sebagai satu-satunya platform untuk teknologi laboratorium di Indonesia sangat berfokus pada instrumen ilmiah dan peralatan laboratorium untuk berbagai industri, termasuk industri farmasi & farmasi, F & B, minyak & gas, bioscience dan nano-science.
Event ini bertujuan untuk menggabungkan elit industri laboratorium ilmiah dan analitis seperti ahli kimia profesional, ahli biokimia, ahli mikrobiologi, analis, peneliti dan pengembang, manajer laboratorium dan manajer quality control dalam satu platform menarik.
Setelah tertahan selama pandemi, banyak perusahaan khususnya perusahaan dalam negeri yang bersemangat untuk berpartisipasi pada penyelenggaraan Lab Indonesia tahun ini.
Keberhasilan Lab Indonesia mengukuhkan diri sebagai pameran laboratorium terbesar di Asia Tenggara dan satu-satunya wadah bagi para pelaku industri dibidang laboratorium untuk memperluas dan mengembangkan bisnis mereka adalah penyebab utama antusiasmen yang meningkat.
Antusiasme dibuktikan dengan peningkatan luas area pameran, jumlah peserta baik luar dan dalam negeri. Pameran yang menempati luas 9,360 m2 akan diisi oleh 689 brand yang berasal dari 13 negara yakni Cina, Perancis, Jerman, Hongkong, India, Indonesia, Korea, Malaysia, Singapura, Swiss, Taiwan, Turki, dan Amerika Serikat. Mereka akan menempati 4 paviliun negara yaitu Jerman, India, Korea, dan Taiwan.
Selain pameran dan program one-to-one business matching, Lab Indonesia 2022 akan menggelar 14 konferensi yang akan diselenggarakan oleh asosiasi dan lembaga pemerintahan, serta lebih dari 100 seminar teknis yang akan digelar oleh peserta pameran dan menghadirkan para pakar industri.
Berbagai institusi baik institusi pemerintah maupun swasta turut hadir mendukung Lab Indonesia 2022, seperti Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Standardisasi Nasional (BSN), Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Masyarakat Standardisasi Indonesia (MASTAN), Himpunan Kimia Indonesia (HKI), Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI), Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI), Akselerasi Laboratorium Kesehatan Daerah Indonesia (ASLABKESDA Indonesia), Perhimpunan Pengelola Laboratorium Pendidikan Indonesia (PPLPI), Persatuan Mikrobiologi Indonesia (PERMI), Konsorsium Bioteknologi Indonesia (KBI), Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE), dan LabMania Indonesia.
Dukungan lembaga-lembaga tersebut memperkuat keberadaan Lab Indonesia sebagai barometer industri laboratorium di Indonesia dan juga berpotensi meningkatkan perkembangan teknologi dan pengembangan jejaring kerjasama usaha diantara para pelaku bisnis bidang usaha alat-alat laboratorium yang lebih luas hingga ke pasar internasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: