Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penerapan Etika Berinternet di Antara Perbedaan Budaya

        Penerapan Etika Berinternet di Antara Perbedaan Budaya Kredit Foto: Unsplash/Frank Romero
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Masifnya penggunaan teknologi membawa pada peningkatan pengguna internet dunia yang kini telah mencapai 4,7 miliar di tahun 2022. Di Indonesia menurut HootSuit dan We Are Social mencapai 204,7 juta pengguna atau 73,7 persen dari total populasi.

        Di era yang tak terbatas ini, orang dari belahan dunia lain dengan perbedaan kultural dan letak geografi bisa saling berinteraksi. Diperlukan etika digital, sebuah aturan tata krama di dunia maya agar ekosistem di dalamnya tetap kondusif.

        Baca Juga: Hati-hati di Internet, Jejak Digital Tak Bisa Diremehkan!

        Berdasarkan Digital Civility Indeks (DCI), Netizen Indonesia sempat mendapatkan predikat netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Hal itu masih perlu menjadi perbaikan dengan sosialisasi literasi digital di semua lapisan masyarakat. Adapun pengguna internet terhubung dengan perbedaan budaya, latar belakang sosial, pendidikan, untuk itu diperlukan sebuah nilai universal berupa etika ekosistem yang bersahabat di ruang digital. 

        "Para penggunanya punya peran aktif dalam dunia digital untuk menjunjung tinggi nilai-nilai etika," ujar Anggota Ikatan Guru TIK PGRI, Fajar Tri Laksono saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, pada Senin (5/9/2022).

        Pengguna internet yang semakin meningkat menjadi tantangan dan peluang tersendiri. Bagaimana menjadi bangsa yang bermartabat dan memiliki etika di ranah digital. Adapun ruang lingkup etika di ruang digital meliputi kesadaran, tanggung jawab untuk menanggung konsekuensi, integritas kejujuran dan kebajikan yang melihat lebih jauh nilai-nilai kemanfaatan. 

        Karena itu bisa disimpulkan bahwa ketika beraktivitas di ruang digital pengguna harus sadar dan memikirkan saat akan mengunggah konten, berkomentar maupun menuliskan status. Semua itu tidak boleh sampai menyalahi etika, asas kemanfaatan, hingga menyinggung SARA.

        Baca Juga: Enaknya Internet, Jujur Saja Bisa Bawa Cuan di Media Sosial

        Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. 

        Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Founder & CEO Coffee Meets Stock, Theo Derick, Anggota Ikatan Guru TIK PGRI, Fajar Tri Laksono, Praktisi Pendidikan Kabupaten Tulungagung, Lilik Yulianah. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi atau instagram @literasidigitalkominfo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: