90% Startup Gagal, Petinggi Telkom Beber Startup Harus Hadapi Tantangan Ini agar Bisa Bertahan
Dalam usaha mengatasi permasalahan yang ada, startup pasti menemukan banyak tantangan dari banyak sisi dan bidang. Ini adalah hal yang tidak bisa dimungkiri. Namun, permasalahan ini harus dihadapi dan diselesaikan.
Fajrin Rasyid, Director of Digital Business dari Telkom Indonesia, menjelaskan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi oleh startup baik di Indonesia dan di dunia adalah terkait dengan ke mana visi dari startup akan membawa mereka dalam menyelesaikan berbagai krisis yang melanda.
Melihat tren pertumbuhan startup yang begitu pesat selama beberapa tahun ini. Fajri menilai startup memerlukan visi yang besar untuk bertahan, bukan hanya menggunakan startup untuk mengejar kesuksesan semata.
Baca Juga: Kalla Startup Hunt Bahas Soal Omni Channel hingga Mobil Listrik
Karena pada kenyataannya, meskipun ada startup yang meraih kesuksesan besar, namun ada lebih banyak yang mengalami kegagalan. Fajri membeberkan bahwa sebanyak 90% startup setidaknya telah gagal karena visinya yang tidak kuat.
Lebih lanjut, Fajri membeberkan, tantangan-tantangan yang harus dihadapi oleh startup untuk dapat bertahan dan bersaing. Yang pertama adalah terkait dengan permasalahan untuk diatasi. Startup harus memiliki latar belakang kuat terhadap permasalahan dan harus menciptakan solusi yang tepat untuk mengatasinya.
Yang kedua, adanya talent shortage yang perlu untuk menyelaraskan latar belakang masalah dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki oleh pendiri startup. Ini adalah tantangan yang sering terjadi, bahwa bukan hal yang mudah untuk dapat membawa perjalanan startup karena sejak awal mereka memang dituntut untuk bisa menjadi mumpuni.
Dalam upaya untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan startup di Indonesia, Fajri mengungkapkan bahwa Telkom telah melakukan investasi di banyak startup.
“Kami telah berinvestasi di lebih dari 50 startup, dari mulai tahapan yang paling awal sampai tahap pertumbuhannya. Dalam nilai mulai dari ratusan dolar Amerika sampai ratusan juta dolar Amerika. Kami juga melakukan kolaborasi bersama, dengan komunitas, universitas, dan juga pemerintah karena hal ini adalah permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, oleh negara,” bebernya dalam The Good Times Summits, Kamis (8/9/2022).
Melihat potensi pertumbuhan startup di Indonesia, Fajri mengungkapkan, bahkan di saat situasi perekonomian telah sulit dan banyak krisis terjadi, hasil evaluasi terhadap startup di Indonesia justru menghasilkan hasil yang bagus. Hal ini terjadi karena Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar mencapai nilai ratusan miliar dolar dan diprediksi akan terus berlipat ganda dalam tahun-tahun ke depan.
Selain itu, berada di dalam posisi negara yang masih berkembang, artinya ada banyak permasalahan yang harus diatasi, misalnya pada inklusivitas keuangan. Ini menjadi alasan di Indonesia dan negara lain di Asia memiliki startup bidang fintech yang memiliki potensi besar karena ada banyak permasalahan yang harus diselesaikan, berbeda jika dibandingkan dengan negara besar sepeti Amerika Serikat.
Dukungan dari pemerintah juga merupakan hal penting, utamanya menyangkut regulasi yang dapat meminimalisirkan risiko, terutama risiko yang berhubungan dengan negara. Lebih jauh, tantangan yang seringkali dihadapi adalah pada persaingan lokal versus global, di mana seharusnya startup sudah mulai memikirkan untuk melebarkan potensinya merambah pasar global sehingga dapat membantu dalam menarik investor dan talent dari luar untuk masuk ke Indonesia.
Mencoba menyampaikan niatnya membantu startup melalui investasi, Fajri mengatakan bahwa Telkom terbuka bagi startup apa saja. Tidak hanya melakukan investasi, Fajri juga membeberkan, Telkom juga akan melakukan impact fund untuk membantu pertumbuhan startup.
“Pertimbangan yang kami lakukan [untuk startup bisa mendapatkan investasi dari Telkom] adalah kami mengakumulasikan dari banyak hal, seperti kami mempertimbangkan potensi dari pasar, permasalahan yang diangkat, solusi yang ditawarkan, dan mungkin faktor yang penting adalah kita melihat dari founder-nya. Kita akan melihat visi yang mereka bahwa dan alasan, serta kesungguhan mereka.”
Namun, tidak sebatas itu, Telkom juga terbuka bagi startup apa pun, di luar potensi pasar dan pertumbuhan, Telkom akan melihat dari potensi sinergi apakah mereka dapat bersinergi dengan ekosistem Telkom, hal ini dapat dilakukan dengan rencana kolaborasi dan semacamnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: