Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ikut Klarifikasi Kekeliruan Diksi, Utut Pastikan Effendi Simbolon Tak Berniat Menyinggung TNI

        Ikut Klarifikasi Kekeliruan Diksi, Utut Pastikan Effendi Simbolon Tak Berniat Menyinggung TNI Kredit Foto: Andi Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Utut Adianto, menyebut bahwa rekan partainya, Effendi Simbolon, keliru dalam memilih diksi pada saat mengomentari TNI di rapat kerja Komisi I DPR beberapa waktu lalu.

        Utut menyebut bahwa diksi "gerombolan ormas" yang dikatakan Effendi sama sekali tidak bermaksud menyinggung perasaan banyak pihak. Dia juga menyebut bahwa pihaknya tidak memiliki niat untuk memecah belah negara dengan pemilihan diksi Effendi yang dinilai keliru.

        Baca Juga: Klarifikasi Kekeliruan Diksi "Gerombolan Ormas TNI", Effendi Simbolon: Saya Mohon Maaf

        "Kita tidak ingin republik ini mudah tersobek, tercerai berai hanya karena satu peristiwa. Yang jelas sebagai pimpinan fraksi, saya memastikan bahwa Bung Effendi Simbolon tidak punya niat tidak baik," kata Utut dalam jumpa persnya di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (14/9/2022).

        Dalam konteks pembicaraan di rapat kerja antara Komisi I DPR dengan TNI beberapa waktu lalu, Utut menyebut bahwa maksud Effendi hanya untuk menguatkan jiwa korsa dan mempersatukan TNI.

        Baca Juga: Megawati dan Puan Maharani Harus Waspada! Gegara Effendi Simbolon, Pengamat Sebut PDIP Berpotensi Ditinggal Pemilihnya

        "Jadi beliau niatannya sangat baik bahkan menurut hemat saya sangat mulai beliau menginginkan TNI kita kuat dan bersatu, ada jiwa korsa yang kuat, antara yang memimpin dan yang dipimpin punya sikap saling menghargai," jelasnya.

        Sementara itu, Komisi I DPR Fraksi PDI Perjuangan, Effendi Simbolon, mengaku bahwa pada saat rapat kerja bersama TNI, dirinya hanya ingin bertanya pada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang datang tidak bersama dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurrachman.

        Pada saat itu, Effendi mengaku bahwa dirinya menggunakan diksi disharmoni, sebab menurutnya, permasalahan yang ada pada saat itu menyangkut keharmonisasian badan TNI.

        "Tapi pada kesempatan itu memang Pak KSAD tidak hadir, dan oleh teman-teman ditanyakan, dikritisi, poin saya bukan di hadirnya, tidak hadirnya. Bukan. Tapi akan lebih elok kalau mereka berdua hadir untuk bisa di rapat penjelasan seputar masalah yang kami ingin dapatkan penjelasan dari mereka," katanya.

        Baca Juga: Jauh Banget dari Megawati yang Bicara Santun, Omongan Effendi Simbolon Bikin PDIP Kena Getahnya

        Effendi mengaku pada saat itulah diksi gerombolan ormas digunakan. Dia menyebut, bahwa diksi tersebut digunakan bukan untuk menyinggung banyak pihak, tetapi sebagai pengingat bahwa seandainya tidak ada keharmonisan dalam tubuh TNI dan terjadi ketidakpatuhan, mirip seperti gerombolan ormas.

        "Beberapa pihak tidak nyaman, mungkin merasa tersinggung, atau tersakiti dari kata-kata yang keluar dari saya, yang seputar soal gerombolan dan ormas yang sejatinya, sejujurnya saya tidak pernah mengstigmakan TNI seperti gerombolan, tapi lebih kepada kalau tidak ada kepatuhan, kalau tidak ada kemudian harmoni dan seterusnya, itu seperti gerombolan, seperti ormas," katanya.

        Baca Juga: Gak Cuma TNI, Ruhut Sitompul Ikutan Geram Akan Effendi Simbolon: Cepat-cepatlah Kau Minta Maaf!

        Berdasarkan kegaduhan yang terjadi, Effendi akhirnya meminta maaf pada semua pihak yang merasa tersinggung dengan statmennya. Permohonan maaf tersebut Effendi tujukan pada para prajurit TNI hingga perwira dan para purnawirawan TNI.

        "Saya mohon maaf atas apapun perkataan saya yang menyinggung, yang menyakiti, membuat tidak nyaman di hati para prajurit ataupun dari mulai Tamtama, Bintara, sampai dengan Perwira, bahkan sampai para sesepuh, para pihak yang tidak nyaman dengan adanya perkataan yang mungkin diartikan lain," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Ayu Almas

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: