Buzzer Mulai Kelojotan Serang Anies Baswedan di Isu Formula E, Pengamat: Gubernur Rasa Presiden, Prestasinya Skala Internasional!
Masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta tak akan lama lagi segera berakhir. Anies pun tak ada tanda-tanda ingin mengendorkan kerjanya jelang “lengser” dan fokus pada penyelesian programnya.
Seiring dengan mendekatnya masa tuntas Anies Baswedan sebagai Gubernur ini, eskalasi “serangan” kepada Anies mulai mulai meningkat, bahkan isu penjegalan Anies untuk maju di Pilpres 2024 sempat menghebohkan masyarakat.
Terbaru dan yang cukup menjadi perhatian adalah pemanggilan Anies ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk meminta keterangan mengenai laporan adanya dugaan korupsi di event Formula E Jakarta.
Kegiatan pemanggilan Anies ke KPK seakan menjadi momentum bagi sebagian pihak yang ingin menyudutkan Anies, hal ini yang dibaca oleh Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat.
“Para buzzer memanfaatkan momentum itu untuk menjatuhkan Anies dengan memberitakan bahwa Anies disebut sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi gelaran Formula E Jakarta,” ujar Achmad dalam keterangan yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, Kamis (15/9/22).
Achmad juga menyinggung soal tuduhan bahwa Anies Baswedan ditetapkan sebagai tersangka korupsi di Formula E yang mana telah dipastikan KPK bahwa itu tidaklah benar alias fitnah.
Mengenai gencarnya “serangan” kepada Anies Baswedan ini, Achmad juga menyinggung soal pencapaian Anies selama menjadi DKI 1.
“Anies Baswedan mempunyai banyak potensi dan prestasi dalam mengelola DKI Jakarta. Publik menilai bahwa dia sosok seorang gubernur rasa presiden. Prestasinya bukan lagi skala nasional tapi internasional, dan terakhir dia menerima penghargaan dari Singapura,” jelas Achmad.
Gencarnya seangan terhadap Anies menurut Achmad adalah konsekuensi dari Anies yang menurutnya mendulang banyak prestasi dan jadi salah satu calon kandidat terkuat di Pilpres 2024.
“Isu liar ini sengaja didengungkan oleh lawan-lawan politik yang tidak bernyali dan tidak percaya diri untuk berkompetisi dalam pemilu 2024 secara fair. Sehingga menggunakan cara-cara menjatuhkan lawan politik yang jauh dari moralitas dalam demokrasi. Dengan pernyataan wakil Ketua KPK bahwa isu ini tidak benar maka semakin jelaslah arah dari penyebaran isu ini dimaksudkan,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto