Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Baik Jadi Capres maupun Cawapres 2024, Survei: Puan Maharani Sulit Menangkan PDIP

        Baik Jadi Capres maupun Cawapres 2024, Survei: Puan Maharani Sulit Menangkan PDIP Kredit Foto: Twitter/Puan Maharani
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pendiri SMRC, Prof. Saiful Mujani, menyebut bahwa Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR RI, Puan Maharani, dinilai tidak kompetitif untuk menjadi presiden. Hal itu, menurutnya, terlihat dari survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru.

        Jika pemilihan presiden hanya diikuti tiga nama: Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Puan Maharani, Prabowo mendapatkan 40,2 persen suara, Anies 27,5 persen, dan Puan 7,8 persen.

        Baca Juga: PDIP Dipilih Sebagai Partai Paling Koruptif, Pilpres 2024 Dinilai akan Sulit

        Bagaimana kalau Puan menjadi calon wakil berpasangan dengan Anies sebagai calon paling kompetitif setelah Ganjar dan Prabowo? Saiful menyatakan bahwa pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2024 maksimal ada empat dengan catatan PDIP memajukan calon sendiri tanpa berkoalisi dengan partai lain. Kalau PDIP melakukan koalisi, kemungkinan maksimal tiga pasangan.

        Sebagai calon wakil yang diharapkan memenangkan pilpres, Puan harus dipasangkan dengan calon presiden yang kompetitif: Prabowo atau Anies. Bila dipasangkan dengan Anies dalam simulasi empat pasangan, Anies-Puan kalah signifikan oleh Prabowo-Muhaimin Iskandar. Prabowo-Muhaimin mendapatkan 39,3 persen, Anies-Puan 25,6 persen, Andika-AHY 7,5 persen, dan Airlanga-Zulkifli 3 persen.

        "Walaupun belum 50 persen plus,  Prabowo-Muhaimin memiliki peluang yang lebih besar dibanding Anies yang berpasangan dengan Puan," jelas Saiful, dikutip pada Jumat (23/9/2022).

        Kalau tiga pasangan, Prabowo-Muhaimin mendapatkan dukungan 41,7 persen, Anies-Puan 26,5 persen, dan Airlangga-AHY 7,5 persen. Dalam simulasi ini, gap antara Prabowo-Muhaimin dengan Anies-Puan makin jauh.

        Bila pasangan calonnya hanya dua, dan Puan dipasangkan dengan calon presiden paling kuat setelah Ganjar, yakni Prabowo, melawan pasangan Anies-AHY, persaingan sangat ketat. Artinya, Prabowo mengalami pelemahan dan Anies mengalami penguatan secara sangat signifikan setelah Puan pindah dari Anies ke Prabowo. Prabowo-Puan 38 persen, Anies-AHY 36,5 persen. Padahal, ketika tiga pasangan Prabowo 41,7% dan Anies-Puan hanya 26,5%.

        Kalau pasangan ini yang maju, Saiful melihat, peluang Anies cukup terbuka untuk memenangkan Pilpres. Saiful menjelaskan bahwa selama ini Prabowo lebih banyak dikenal oleh publik dibanding Anies.

        Jika posisi kedikenalan sama (tahu Puan, Prabowo, Anies, dan AHY), prospek pasangan Anies-AHY lebih bagus dibanding pasangan Prabowo-Puan. Anies-AHY didukung 48,5 persen sementara Prabowo-Puan 35,8 persen. Sisanya menyatakan belum tahu.

        Baca Juga: Diteriaki Warga 'Puan Presiden!', Puan Maharani: Kalau Urusan Capres Kita Tunggu Ibu Ketua

        Saiful menyimpulkan bahwa PDIP sulit memenangkan pilpres jika Puan menjadi calon presiden maupun calon wakil presiden. "Puan Maharani dipasangkan dengan siapa pun tidak cukup membantu PDIP untuk memastikan partai ini akan kembali memiliki presiden nanti," pungkasnya.

        Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1.220 responden.

        Response rate sebesar 1053 atau 86%. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: