Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Objektif Kritik Kubu Megawati, Eh Malah Kena Hajar Gegara Bela Puan Maharani: Mau Jadi Komisaris?

        Objektif Kritik Kubu Megawati, Eh Malah Kena Hajar Gegara Bela Puan Maharani: Mau Jadi Komisaris? Kredit Foto: Instagram/Puan Maharani
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat Politik Hendri Satrio harus menelan pil pahit karena pernyataannya membela Puan Maharani terkait dengan kontrovesi pembagian kaos viral di media sosial.

        Sebelumnya, Dirinya mengatakan Politikus PDI Perjuangan tersebut juga manusia biasa, bisa lelah, kepanasan, kesal, dan sebagainya.

        Baca Juga: Rukun Raharja Bukan Satu-Satunya! Suami Puan Maharani Rogoh Kocek Fantastis Buat Kuasai Perusahaan Ini

        “Sisi aslinya Mbak Puan dipertontonkan wajar tanpa pencitraan. Sisi seperti ini, kesal, cemberut, juga dimiliki pemimpin lain. Namanya juga manusia. Anies Baswedan, Megawati, SBY, Jokowi, AHY, pasti punya sisi manusia itu. Jadi kita maklumi dan kita maafkan, jangan langsung dicemooh ini pemimpin gak benar. Mbak Puan itu setahu saya pemimpin yang humble (rendah hati) kok. Sama seperti pemimpin lain yang mau mendengarkan rakyat,” kata Hendri di akun TikTok-nya : @hendrisatrio23.

        Pembelaan ini justru membuat netizen memberi komentar negatif terhadap Hendsat. Ia pun di-bully di media sosialnya. Berikut komentar-komentarnya:

        @Andrew: Pengamat yg skrg jd timses...Alhamdulillah bang jd tahu karakter sebenarnya...bhw itu karakter aslinya...tks atas penjelasannya…

        @jaka: bang amplop aman??

        Baca Juga: PDIP Makin Terpuruk, Puan Maharani Harus Legowo, Cuma Ganjar Pranowo Juru Selamatnya!

        @ Bro panji nampan: mau jadi menteri apa om ?

        @muhammad rizki6170: mau heran tapi puan

        @ariffadilah972: insyalloh komisaris

        Baca Juga: Kubu Megawati Makin Terpojok, Aksi Lempar Kaos Puan Maharani Dikuliti: Dia Tak Memanusiakan Manusia!

        Dikonfirmasi terkait dia banyak di-bully di media sosial, Hensat mengatakan itu bagian dari risiko yang harus dihadapi, ketika ingin memberikan pendidikan politik yang sehat terhadap publik.

        "Ya gak apa apa di-bully, kan ini pendidikan politik, untuk lebih objektif dalam memilih pemimpin yang berkualitas,” kata Hendsat.

        Dijelaskannya, di masa kampanye banyak muncul 'manusia kampanye' yang berusaha menutupi sisi manusia. Seolah dirinya sempurna tanpa cela.

        Baca Juga: Gaya Blusukan Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Puan Maharani Dibandingkan, Paling Top Ternyata...

        "Justru kita, rakyat, harus hati-hati dengan pemimpin yang berkriteria 'manusia kampanye' terlalu sempurna. Terlalu dicitrakan sempurna, lengkap,” ungkap Hendsat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: