Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tragedi Kanjuruhan Berdarah Tewaskan Ratusan Orang, Pengamat: PSSI Gagal, Bubarkan Saja!

        Tragedi Kanjuruhan Berdarah Tewaskan Ratusan Orang, Pengamat: PSSI Gagal, Bubarkan Saja! Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tragedi berdarah di stadion Kanjuruhan Malang meninggalkan duka mendalam bukan hanya pada masyarakat Indonesia, tapi seluruh pecinta sepak bola seluruh dunia.

        Tragedi yang menewaskan ratusan orang tersebut sudah menjadi sorotan luar negeri. Pemerintah telah melakukan sejumlah langkah penanganan, namun langkah yang diambil juga jadi sorotan.

        Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menyoroti eksistensi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dinilai telah gagal dalam menyelenggarakan dunia sepakbola yang baik di Indonesia.

        “Penelusuran akar permasalahan tidak cukup dilokalisir ruang lingkupnya hanya di Malang karena ini ada dalam kendali PSSI. Artinya PSSI gagal menciptakan penyelenggaraan sepak bola yang baik,” ujar Achmad dalam keterangan resmi yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, Senin (3/10/22).

        Menurut Achmad, trgagedi berdarah ini harus menjadi evaluasi besar-besaran bagi PSSI.

        Baca Juga: Gas Air Mata Kepolisian Diduga Jadi Penyebab Ratusan Orang Meninggal di Tragedi Kanjuruhan, Pengamat: Kapolda Jatim Harus Bertanggung Jawab!

        Bukannya tanpa alasan, Achmad menilai selama ini PSSI terlalu banyak sorotan tajam bahkan ditenggarai sebagai sarang mafia.

        "Ini kesempatan untuk evaluasi peran PSSI selama ini, jika PSSImenjadi sarang mafia yang menyebabkan persepakbolaan Indonesia tidak profesional maka ada baiknya PSSI dibubarkan saja,” ungkapnya.

        Terkait penyebab tewasnya ratusan orang yang kini telah jadi sorotan dunia, Achmad menyoroti tindakan kepolisian dalam mengatur masa yang berhamburan.

        Sebagaimana diketahui, Pihak kepolisian menembakan gas air mata ke orang-orang sehingga mereka kesulitan bernapas dalam kondisi berdesak-desakan untuk keluar stadion.

        “Beginilah jika polisi terburu-buru mengambil tindakan dan terlalu mudah terpancing melakukan ini tanpa pertimbangan yang matang sehingga menimbulkan banyak korban. Harusnya ruang lingkup penanganan masalah dipersempit kepada supporter yang turun kelapangan, bukan dengan menembakan gas air mata ke tribun,” jelasnya.

        Baca Juga: Achmad Nur Hidayat Soroti Penanganan Pemerintah Terkait Tragedi Kanjuruhan Berdarah: Bernuansa Pencitraan!

        Menurut Achmad, yang harus diperhatikan adalah setiap jasad korban harus diperiksa, di autopsi untuk diketahui penyebabnya. Dengan demikian dapat dipastikan penyebab utama dari meninggalnya masing-masing korban. Tidak cukup hanya memberikan santunan karena seolah-olah peristiwa ini selesai hanya dengan cara kekeluargaan sementara penegakkan hukum tidak dilakukan.

        “Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan event berdarah ini harus ikut bertanggung jawab,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: