Aspek keamanan digital untuk melindungi perangkat hingga data rahasia sebagai pengguna tak bisa ditawar di era yang serba digitalisasi. Sebagai proses untuk memastikan keamanan pengguna secara daring maupun luring, tujuannya bukan hanya melindungi data saja tapi juga data pribadi yang sifatnya rahasia.
"Dunia digital bukan hanya pada saat kita online saja, kalau saat kita transaksi keuangan di restoran atau di toko kita scan barcode itu juga digital," sebut Dosen Stikosa AWS, E. Rizky Wulandari, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022).
Baca Juga: Kejamnya Jejak Digital, Berpikir Kritis Sebelum Posting di Media Sosial
Kompetensi keamanan digital meliputi mengamankan perangkat digital, identitas digital, dan dapat mewaspadai penipun digital. Pengguna juga diharapkan untuk memahami apa rekam jejak digital sebagai jejak yang ditinggalkan saat beraktivitas di ruang digital. Kemudian keamanan digital juga meliputi keamanan digital bagi anak.
"Jejak digital membentuk dan mengabadikan tentang gambaran siapa diri kita di dunia digital yang bisa jadi lebih detail dari yang kita bayangkan," katanya lagi.
Baca Juga: Banyak Risiko Identitas Pribadi Dicuri, Perhatikan Keamanan Perangkat dan Jejak Digital
Mengetahui hal itu, maka pengguna harus menyadari apa yang dilakukannya saat beraktivitas daring. Bahkan penting juga untuk mengetahui jenis jejak yang ditinggalkan dan apa dampaknya di kemudian hari. Seperti komentar-komentar negatif dan unggahan bersifat SARA yang kemudian hari bisa menimbulkan masalah bagi seseorang.
Jejak digital sendiri ada yang bersifat aktif, yaitu data unggahan dengan sengaja oleh pengguna misalnya status maupun foto di media sosial. Sementara jejak digital pasif, merupakan jejak data yang secara tidak sadar ditinggalkan saat berselancar di dunia maya saat server menyimpan alamat IP.
Lebih jauh, ia pun memberikan kiat agar jejak digital seseorang tetap bersih yaitu dengan memeriksa dulu jejak digital, caranya cek diri sendiri melalui mesin pencarian. Kemudian bijak saat menulis, karena beberapa hal yang ditampilkan di internet bukan sekadar informasi tentang diri sendiri namun termasuk cara berperilaku.
Selanjutnya perhatikan perangkat mobile, apakah pengaturannya memberikan akses langsung dan pelajari juga pengaturan privasi di dalamnya. Terkahir, tak kalah penting adalah membangun citra diri positif sebagai personal branding, misalnya dengan menampilkan keahlian membuat konten tulisan maupun gambar dan karya.
Baca Juga: Kejamnya Jejak Digital... Eko Kuntadhi Ternyata Juga Pernah Hina UAS, UAH, AA Gym Hingga Buya Yahya
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Ketua Komite Kampanye dan Publikasi Mafindo, Yuli Setiowati, Dosen Stikosa AWS, E. Rizky Wulandari, serta Relawan Mafindo Surabaya, Diana Aziz. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi atau instagram @literasidigitalkominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: