Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jangan Salah Menafsirkan Budaya ketika Berkonten

        Jangan Salah Menafsirkan Budaya ketika Berkonten Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pembuatan konten budaya semakin dilirik seiring upaya mempromosikan kebudayaan Indonesia. Ketika membuat konten, individu harus memahami dan tahu setiap budaya memiliki tata cara beragam. Jangan sampai salah menafsirkannya.

        "Riset terlebih dulu saat ingin membuat konten budaya. Kalau nanti kontennya ada yang sifatnya lebih mendalam, kita harus melakukan riset lebih dulu. Jangan sampai salah menafsirkan. Kita harus dapat dulu secara filosofisnya, meaning budaya tersebut apa," kata Managing Director D&D Consulting & Founder Assessme.id, Ni Made Sudaryani SSi. MM saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu (5/10/2022).

        Baca Juga: Konten Pornografi Merusak Otak Dua Kali Lipat daripada Narkoba

        Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.

        Mendigitalisasi budaya merupkan salah satu upaya mempromosikan kebudayaan Indonesia yang beragam. Setiap kegiatan budaya, menurut Sudaryani, memiliki filosofi berbeda-beda. Misal, membicarakan upacara adat di Bali, Jawa Barat, atau Yogyakarta. Ada filosofi-filosofi yang ingin disampaikan dalam kemasan upacara adat tersebut.

        Baca Juga: Pemahaman Literasi Budaya di Masyarakat Bisa Mengatasi Kekacauan Informasi

        "Jadi kalau kita ingin mengkomunikasikannya, mempromosikannya, kita harus riset dulu apa filosofinya dari acara tersebut. jangan sampai nanti kita salah," kata Sudaryani.

        Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

        Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Surabaya, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi.

        Baca Juga: Masyarakat Perlu Menguatkan Budaya Digital di Era Serba Teknologi

        Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Managing Director D&D Consulting & Founder Assessme.id, Ni Made Sudaryani SSi. MM. Kemudian Relawan TIK Surabaya, Dosen, dan Praktisi Pendidikan, Herry Darmawan, serta mengundang Jawara Internet Sehat dan RTIK, Ulil Albab.

        Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: