Geger! 'Orangnya Jokowi-Ahok' Isi Kursi Mas Anies Baswedan, Rocky Gerung Singgung Balas Dendam: Operasi Istana!
Teka-teki sosok pengisi kursi Gubernur DKI Jakarta untuk mengisi posisi yang telah dituntaskan Anies Baswedan sudah terjawab. Sosok Budi Heru Hartono diketahui telah dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta.
Penunjukan Heru ini bukannya tanpa sorotan, sebagian pihak menyoroti rekam jejak Heru yang dianggap sebagai “Orangnya Jokowi-Ahok”.
Diketahui Heru pernah mengisi posisi strategis bahkan sampai saat ini yang mana erat dengan sosok Jokowi dan Ahok. Pada tahun 2015, Heru menjabat Kepala Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah (BPKAD) semasa kepemimpinan Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) dan di 2017 menjabat Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) oleh Presiden Jokowi.
Mengenai penunjukan Heru sebagai PJ Gubernur DKI Jakarta ini, Pengamat Politik Rocky Gerung angkat suara. Menurut Rocky, keputusan yang Jokowi ambil menimbulkan kesan politis.
“Seolah-olah Gubernur DKI itu jadi semacam pertaruhan politik sehingga ada unsur balas dendam,” jelas Rocky melalui kanal YouTube Rocky Gerung Official yang juga bersama Hersubeno Arief dari Forum News Network (FNN), dikutip Minggu (9/10/22).
Kesan balas dendam yang dimaksud Rocky adalah orang-orang yang dekat Jokowi dan Ahok pada akhirnya menempati kembali Balai Kota yang notabene ditempati Anies setelah mengalahkan mereka di 2017 lalu.
Padahal menurut Rocky, Ahok sendiri yang dikalahkan oleh Anies sudah punya kesibukan lain. Karenanya Rocky menduga memang ada operasi istana di balik penunjukan ini.
“Kita tetap melihat bahwa desain untuk menggusur Anies itu tetap jalan perlahan-lahan dan kita mesti anggap ini operasi istana,” ungkap Rocky.
Lanjut Rocky, “kesalahan” yang Jokowi buat sehingga menimbulkan kesan “balas dendam” soal penunjukan ini adalah menunjuk langsung orang-orang “dekat” Ahok yang telah Anies kalahkan.
Menurut Rocky, kesinambungan pembangunan dan pekerjaan yang Anies telah lakukan selama menjabat harus bisa terwujud.
“Buruknya istana dia langsung perlihatkan kontrasnya, begitu Anies diakhiri jabatannya lalu diganti orangnya Ahok, buat apa itu, sebaiknya netral aja kasih aja wakil atau pejabatnya Anies meneruskan walaupun bukan Anies, orang lihat ‘okey ada keberlanjutan, Anies sudah nggak tapi jabatan itu tidak dialihkan pada kelompok yang anti Anies’ kan pikiran publik begitu,” jelasnya.
Rocky juga menganggap dengan gambaran demikian, Anies justru bakal dianggap publik sebagai pihak yang dizalimi.
“Kurang indah sebetulnya kalau suksesi itu di dalamnya masih ada dendam dan sentimen itu masalahnya. Orang justru akan mengelukan Anies bahwa dia dizalimi lagi karena diperlihatkan cara mengganti Anies yang dianggap berlebihan,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto