Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Askrindo Jamin KUR Para Pengrajin Keris di Desa Banyusumurup, Yogyakarta

        Askrindo Jamin KUR Para Pengrajin Keris di Desa Banyusumurup, Yogyakarta Kredit Foto: Askrindo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Desa Banyusumurup, Girirejo, Imogiri, Bantul, Yogyakarta sejak dahulu sudah terkenal sebagai Kampung Keris. Desa Banyusumurup yang dikenal sebagai tempat tinggal para pengrajin keris juga merupakan sisa-sisa peninggalan Kerajaan Majapahit.

        Para pengrajin keris di Desa Banyusumurup telah menggeluti kerajinan keris sejak tiga abad silam. Hingga kini, keris-keris dari desa ini sudah dipercaya dan terkenal hingga mancanegara.

        Baca Juga: Tingkat Kepuasan Kerja Pegawai Tinggi, Askrindo Raih Stellar Workplace Award 2022

        Salah satunya Marjono, lelaki asli Desa Banyusumurup ini sudah menjadi pengrajin keris sejak tahun 1994. Keterampilan dan kepiawan dirinya membuat keris diperoleh dari leluhur dan orang tuanya. Selain itu, dirinya pun belajar mengembangkan keris-keris hasil tangannya dari tetangga-tetangganya sesama pengrajin keris.

        Berawal dari ingin melestarikan budaya serta melanjutkan leluhur yang merupakan pengrajin keris, sejak lulus SMA pada tahun 1994 dirinya langsung terjun menjadi pengrajin keris. Dorongan jiwa entrepreneur-nya membuat Marjono serius mengembangkan untuk menjadi bisnis yang menguntungkan.

        Dalam melanjutkan usahanya, Marjono menemui beberapa kendala, salah satunya permodalan. Awalnya, Marjono menggunakan dana pribadi sebagai modal memulai usaha kerajinan kerisnya. Namun, tingginya demand atas keris membuat Marjono menggunakan fasilitas kredit pinjaman perbankan.

        "Dari tahun 1994 hingga 2013-an saya masih menggunakan modal seadanya guna terus mengembangkan usaha keris ini, tapi di tahun 2014-an untuk meningkatkan dan lebih membesarkan usaha keris ini saya masuk ke program Kredit Usaha Rakyat dari salah satu Bank milik Negara," ujarnya, dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (10/10/2022).

        Marjono bercerita, di awal mula mengajukan KUR di tahun 2014, dirinya 'hanya' mendapatkan tambahan modal usaha sebesar Rp10 juta dan terus meningkat di tahun-tahun berikutnya hingga di tahun 2022 ini dirinya mendapatkan permodalan dari KUR sebesar Rp50 juta.

        Kepiawaian dirinya menjadi pengrajin keris sudah terkenal hingga dirinya berhasil mengekspor keris-keris miliknya hingga ke Malaysia dan Thailand. Akan tetapi, sejak corona masuk ke Indonesia, penghasilan dirinya pun turun drastis hingga tidak lagi mengekspor keris miliknya.

        "Sebelum adanya pandemi saya rutin tiap bulannya mengekspor keris. Selain itu, orderan dari hampir seluruh Indonesia juga saya mendapatkan orderan seperti halnya untuk suvenir, baju adat pernikahan, hingga pesanan dari pecinta dan kolektor keris," jelasnya.

        Harga keris yang dijual oleh Marjono sangat bervariasi mulai dari kelas untuk suvenir di harga Rp50.000 hingga Rp100.000; untuk upacara adat manten di harga Rp150.000 hingga Rp500.000; untuk pesanan khusus atau ageman di harga Rp5 juta hingga Rp50 juta bahkan bisa lebih sesuai dengan permintaan keris itu sendiri.

        "Harga bervariasi tergantung tingkat kesulitan dan bahan yang dipakai, contohnya keris yang harganya puluhan juta ini, ini ada ornamen yang dibuat dari emas 24 karat dan salur yang ada di kerisnya juga dikerjakan dengan tangan manual dan bisa selesai hingga satu bahkan tiga bulan," jelasnya.

        Baca Juga: Gelar Literasi di Medan, Askrindo Syariah Bantu UMKM Go Digital

        Pendampingan UMKM

        Selain kemudahan akses permodalan, peran serta beberapa pihak sangat dibutuhkan dalam pengembangan usaha UMKM. Melalui program Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR), PT Askrindo mendukung UMKM salah satunya para pengrajin keris di Desa Banyusurup, Yogyakarta ini untuk terus memajukan usaha lewat pelestarian budaya jawa. Askrindo membantu UMKM pengrajin keris dalam mendapatkan kemudahan fasilitas kredit dari perbankan.

        Sekretaris Perusahaan PT Askrindo Denny S Adji menjelaskan, peran Askrindo selain membantu akses permodalan UMKM, juga mendampingi UMKM untuk tumbuh dalam memperbesar kapasitas produksi UMKM tersebut. Dorongan ini merupakan bagian dari Pemulihan Ekonomi Nasional yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2020 sejak awal pandemi.

        "Para pengrajin keris ini harus terus diperhatikan dan dilestarikan karena keris ini merupakan warisan budaya di Indonesia yang sudah ada sejak zaman kerajaan dahulu. Lewat pendampingan UMKM, kami coba mendorong UMKM di daerah untuk dapat memanfaatkan masa pemulihan ekonomi ini untuk pengembangan usahanya,” ujar Denny.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: