Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Disamakan dengan Makanan Kadaluarsa, Humas Polri: Gas Air Mata Ketika Expired Tidak Efektif Lagi

        Disamakan dengan Makanan Kadaluarsa, Humas Polri: Gas Air Mata Ketika Expired Tidak Efektif Lagi Kredit Foto: Antara/Antara/Ari Bowo Sucipto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo menyamakan gas air mata kadaluarsa (ekspired) dengan makanan kadaluarsa. 

        Menurut dia, berbeda dengan makanan kadaluarsa yang dapat meracuni, jika gas air mata kadaluarsa maka bahan kimia di dalamnya tidak efektif lagi. 

        "Kebalikannya (dengan makanan), dengan zat kimia atau gas air mata ini, ketika dia expired justru kadar kimianya itu berkurang. Sama dengan efektivitasnya gas air mata ini, ketika ditembakkan, dia tidak bisa lebih efektif lagi," jelasnya.

        Baca Juga: DPR Minta Kapolri Tegur Pernyataan Humas Mabes Polri Tentang Penyebab Kematian Korban Tragedi Kanjuruhan

        Seperti diketahui Polri telah mengakui ada anggota yang menggunakan gas air mata kadaluarsa saat Tragedi Kanjuruhan. Beberapa gas air mata yang ditemukan tercatat telah kedaluwarsa sejak tahun 2021.

        "Ya, ada beberapa yang ditemukan ya. Yang tahun 2021, ada beberapa," ungkap Dedi.

        Dedi tak menyebut jumlah gas air mata kadaluarsa yang ditemukan oleh penyidik. Dia mengklaim barang bukti tersebut masih diperiksa di laboratorium forensik.

        "Saya belum tahu jumlahnya, tapi masih didalami oleh labfor," kata dia.

        Sebelumnya,  Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo juga sempat mengklaim korban meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan bukan akibat gas air mata. Melainkan karena kekurangan oksigen hingga terinjak-injak.

        Baca Juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan Masih Panas, NasDem Salah Waktu Deklarasikan Anies!

        "Dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit THT, dan juga spesialis penyakit mata, tidak satupun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata. Tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen, karena apa? Terjadi berdesak-desakan, terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan mengakibatkan kekurangan oksigen," kata Dedi kepada wartawan, Senin (10/10/2022).

        Baca Juga: Kemenko PMK Soal Pungli Korban Kanjuruhan: Seharusnya Itu Tidak Terjadi

        Dedi menyebut efek gas air mata pada dasarnya hanya akan menimbulkan iritasi. Namun, tidak sampai menyebabkan kematian.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: