Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Sahamnya Jadi yang Paling Mahal di BEI, Demi Investor Ritel Konglomerat Low Tuck Kwong Putuskan Stock Split

        Harga Sahamnya Jadi yang Paling Mahal di BEI, Demi Investor Ritel Konglomerat Low Tuck Kwong Putuskan Stock Split Kredit Foto: Pixabay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan tambang milik konglomerat Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) berencana untuk melaksanakan pemecahan nilai saham (stock split) dengan rasio 1:10. Aksi korporasi tersebut akan membuat 1 saham lama akan menjadi 10 saham baru.

        Direktur Utama BYAN, Low Tuck Kwong mengatakan bila pemecahan nilai saham ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di bursa dengan harga saham yang lebih terjangkau oleh para investor, khususnya investor ritel.

        “Hal ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pemegang saham BYAN dan selanjutnya untuk memperbanyak jumlah saham yang beredar dan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi para investor untuk dapat berinvestasi pada saham BYAN,” ucapnya. 

        Baca Juga: Kabar dari Pemegang Takhta Saham Termahal di Bursa: Bayan Resources Akan Stock Split 1:10

        Menurutnya, mempertimbangkan transaksi perdagangan saham BYAN sejak awal tahun hingga 20 September 2022 dimana frekuensi perdagangan sebanyak 24.543 kali dengan volume perdagangan sebanyak 216.429.082 saham dengan nilai transaksi sebesr Rp1,99 triliun serta harga saham BYAN pada sesi penutupan perdagangan hari Selasa 20 September 2022 sebesar Rp65.225 per saham,” ujarnya. 

        Sementara pada akhir perdagangan Selasa, 11 Oktober 2022 harga saham BYAN berada di posisi Rp68.775 per saham. 

        Baca Juga: Kabar dari Perusahaan Milik Konglomerat Low Tuck Kwong: Keuntungan Bayan Resources Tumbuh Hampir Tiga Kali Lipat!

        Lebih lanjut Low Tuck Kwong memaparkan dengan rencana ini, jumlah saham BYAN akan berubah jumlahnya dari 3,33 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham, menjadi 33,3 miliar saham dengan nilai nominal Rp10 per saham.

        BYAN telah menerima persetujuan prinsip dari BEI pada 27 September 2022, yang pada prinsipnya BEI mendukung rencana perseroan untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham. 

        “Untuk melancarkan aksi korporasi ini, BYAN akan meminta restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada tanggal 17 November 2022,” tutupnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: