Hitung-hitungan terkait perkiraan suara di kontestasi pemilu 2024 sudah dilakukan oleh lembaga survei.
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dalam surveinya mengungkapkan Agama ikut menentukan pemilih dalam pemilihan umum.
Dua tahun terakhir (2021 – 2022), SMRC memiliki serangkaian observasi melalui survei nasional. Hasil survei tersebut digabungkan sehingga memiliki sample yang sangat besar, 8319.
Terkait pemilihan legislatif (Pileg), SMRC mengungkapkan secara umum pemilih yang beragama Islam dan yang tidak beragama Islam juga memiliki perbedaan yang signifikan dalam menentukan pilihan partai politik.
“Pemilih PKB hampir semuanya beragama Islam. 10 persen pemilih Muslim mendukung PKB, yang non-Muslim hanya 1 persen. Komposisi dukungan suara PKB yang hampir semuanya dari kalangan Islam berbanding terbalik dengan PDIP. PDIP didukung 22 persen dari pemilih Muslim, yang non-Muslim 48 persen,” demikian bunyi rilis SMRC yan diterima, Kamis (13/10/22).
Saiful Mujani menjelaskan bahwa walaupun porporsi dukungan kalangan non-Islam pada PDIP lebih besar, tapi dukungan dari kalangan Islam juga sangat besar, yakni 22 persen dari total pemilih yang beragama Islam.
Saiful menyimpulkan bahwa dari sisi pemilih non-Muslim, PDIP mendapatkan proporsi dukungan yang jauh lebih besar dibanding dengan partai-partai lain.
“PDIP versus the rest. Kalau PDIP tidak ada di sana, kemungkinan suara pemilih non-Islam akan terdistribusi atau menyebar pada semua partai lain,” kata Saiful.
Baca Juga: Nggak Ada Urusan Puan Maharani Kalah di Pilpres, Pengamat Sebut PDIP Sudah Siap Jadi Oposisi!
Mengenai alasan mengapa PDIP bisa menjadi yang terbesar dalam merauk suaa pemilih Non-Muslim, Saiful mengungkapkan PDIP punya nilai khusus.
Saiful meihat mungkin karena alasan historis, yang membuat partai ini mampu menyerap aspirasi dari pemilih non-Muslim.
“Dalam Pemilu legislatif, dalam hal PDIP versus lainnya, perbedaan agama sangat penting dan tidak bisa diabaikan,” kata penulis buku Muslim Demokrat tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto