Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        25 Warga Disuntik Pertama Vaksin IndoVac PT Bio Farma

        25 Warga Disuntik Pertama Vaksin IndoVac PT Bio Farma Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyaksikan penyuntikan pertama vaksin IndoVac produksi PT Bio Farma yang merupakan vaksin Covid-19 pertama pengembangan dalam negeri. 

        Ridwan Kamil mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang meluncurkan vaksin IndoVac di kantor PT Bio Farma, Jalan Terusan Pasteur, Kota Bandung, Kamis (13/10/2022). 

        Baca Juga: Gandeng Perusahaan Asal Inggris, Bio Farma Siap Dongkrak Resiliensi Sistem Pelayanan Kesehatan!

        Gubernur Jabar dan Presiden menyaksikan penyuntikan perdana IndoVac pada salah satu dari 25 warga yang disuntik vaksin. Sebelumnya, rombongan meninjau laboratorium yang akan memproduksi 20 juta dosis IndoVac.

        IndoVac merupakan vaksin Covid-19 platform protein rekombinan yang dikembangkan PT Bio Farma berawal dari kerja sama dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat. Seluruh proses dari hulu ke hilir mulai fase pra klinik, uji klinik fase I, II, dan III vaksin Indovac dilakukan di Indonesia. 

        IndoVac telah mengantongi izin edar darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI dan telah mendapatkan sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) per 29 Juli 2022. 

        Menurut Presiden Jokowi, PT Bio Farma mampu memproduksi vaksin Covid-19 sendiri dengan kapasitas kurang lebih 20 juta dosis pada tahun ini. Bahkan tahun 2023 produksi IndoVac bisa mencapai 40 juta dosis. Jika banyak permintaan, PT Bio Farma bisa memproduksi hingga 120 juta dosis vaksin IndoVac sebagai tambahan. 

        Baca Juga: Vaksin IndoVac Resmi diluncurkan, Erick Thohir Optimis Indonesia Berdaulat di Bidang Kesehatan

        Presiden Jokowi mengapresiasi kinerja Bio Farma. Menurutnya, kehadiran IndoVac sebagai bentuk kerja keras dari sumber daya manusia yang dimiliki PT Bio Farma. Presiden menyadari proses pengembangan vaksin IndoVac tidak mudah, membutuhkan waktu 1,5 tahun dari mulai hulu hingga hilir. 

        "Prosesnya diam tidak pernah bersuara, tahu-tahu jadi IndoVac," ujar Presiden Jokowi.  

        Presiden meminta Kementerian BUMN dan Kementerian Kesehatan mendukung Bio Farma dalam memproduksi vaksin dalam negeri termasuk vaksin Covid-19. 

        "Jadi Pak Menteri BUMN, Pak Menteri Kesehatan dorong terus Bio Farma sehingga nanti akan betul-betul menghasilkan sebuah revalue yang semakin besar bagi negara. Kita memiliki kemandirian berdikari betul di dalam urusan vaksin," katanya.

        Baca Juga: BPOM Beri EUA pada Vaksin Indovac, Begini Detail Penggunaannya!

        Presiden Jokowi mengatakan PT Bio Farma dalam setahun memproduksi vaksin kurang lebih sebanyak 3 miliar dosis vaksin. Bahkan telah mengekspor vaksin tersebut kebanyak negara hingga 153 negara di dunia. 

        "Sehingga kita, PT Bio Farma, merupakan produsen vaksin yang masuk dalam lima besar di dunia," ujar Joko Widodo.  

        Adapun, vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma yaitu vaksin polio, dektrin, meningitis, flu, campak dan yang terakhir yang akan diresmikan yaitu vaksin Covid-19. 

        "Untuk vaksin polio saja Bio Farma ini menguasai 70 persen dari pangsa pasar dunia. 70 persen menyuplai vaksin polio ke seluruh negara, dan (itu) luar biasa," kata Jokowi.  

        Baca Juga: Layanan Informasi Ketenagakerjaan, Jabar Rilis The New GLIK

        Peluncuran vaksin dalam negeri IndoVac juga disaksikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir, Wali Kota Bandung Yana Mulyana, serta Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir.

        Kemandirian vaksin dan kedaulatan sektor kesehatan sejalan dengan lima prinsip pengendalian Covid-19 di Jabar yang dicetuskan Gubernur Ridwan Kamil sejak kasus pertama diumumkan 2 Maret 2020. Kelima prinsip itu yakni proaktif, transparan, kolaboratif, ilmiah, dan inovatif. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: