Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indonesia Tak Kurang Tokoh, PPPK Minta Jokowi Ganti Menteri Bappenas

        Indonesia Tak Kurang Tokoh, PPPK Minta Jokowi Ganti Menteri Bappenas Kredit Foto: Dok. Panpel
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Koordinator Persatuan Pemuda Pembasmi Korupsi (PPPK) Aksi Amad, meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengganti Menteri Bappenas, Suharso Monoarfa.

        Menurutnya, negara tidak kekurangan tokoh yang pintar dan jujur untuk menggantikan posisi tersebut.

        “Negara ini tidak kekurangan orang pintar dan cerdas. Maka kami pikir masih ada tokoh-tokoh yang mampu menduduki posisi tersebut,” bebernya, dalam keterangan tertulisnya Jumat (14/10/2022).

        Amad menjelaskan, Suharso harus dicopot karena telah melakukan beberapa kesalahan. Antara lain dugaan pemalsuan Laporan Harta Kekayaan Negara (LHKPN).

        Baca Juga: Mencapai Target Penurunan Kemiskinan Ekstrem, Suharso: Targetkan Leher Burungnya agar Tepat Sasaran

        “Kejanggalan atas meningkatnya harta kekayaan Suharso yang tidak rasional patut dicurigai dari mana asalnya. Maka kami juga mendesak BPK dan KPK untuk mengusut dugaan kasus tersebut,” jelasnya.

        Baca Juga: Suharso Monoarfa 'Ditendang' dari Kursi Ketum Partai, Pengamat Sebut KIB Bakal Goyang: Saya Yakin PPP...

        Berdasarkan data resmi dari LHKPN yang diunggah KPK pada situs resminya, kekayaan Suharso pada 2018 sebesar Rp84 juta. Kemudian, pada 2019 harta kekayaan Suharso mencapi Rp59 miliar. 

        Sementara itu, nama Suharso juga ramai disebutkan terkait pernyataanya.

        "Pernyataan Suharso saat sambutan di KPK pada 15 Agustus lalu sangat menyakiti hati para santri dan melukai kiai. Maka, kami menuntut Polri segera memproses dan menangkap Suharso," ujar Koordinator Aksi Adrian, di depan DPP PPP, Rabu (14/9/2022).

        Berdasarkan pengalamannya, Adrian mengaku selama ini tidak pernah ada kiai yang meminta untuk diberikan amplop saat ada yang menyambangi pesantren. Bahkan, jika ada yang memberi amplop kepada kiai hal tersebut dijalankan dengan ikhlas.

        "Dengan perkataannya seperti itu, mencerminkan bahwa Suharso sangat jauh dari kiai. Kami mengapresiasi PPP telah memberhentikannya sebagai ketua umum. Sebab, Suharso tidak pantas menjadi ketua umum partai yang identik dengan Islam," tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: