Masih melanjutkan tren di triwulan-triwulan sebelumnya, perusahaan secara hati-hati mulai menjalankan strategi real estate mereka. Ha ini membuat aktivitas pencarian ruang perkantoran terlihat dari berbagai sektor industri, khususnya untuk gedung Grade A.
Secara umum, dengan tren downsizing yang masih terus berlanjut dan satu gedung yang selesai dibangun, tingkat hunian gedung perkantoran Grade A tertekan di angka 65%.
"Calon penyewa masih memprioritaskan strategi untuk mengurangi biaya sebagai pertimbangan utama sehingga membutuhkan waktu lebih lama dalam pengambilan keputusan, kata Angela Wibawa, Head of Office Leasing Advisory JLL, dalam keterangan tertulis yang diterima Warta Ekonomi, Kamis (27/10/2022).
Baca Juga: JLL Sebut Properti Indonesia Masih Jadi Sasaran Manis Bagi Investor: Terutama Properti Pusat Data
Untuk harga sewa perkantoran, baik di kawasan CBD maupun kawasan Non-CBD, penurunan masih tetap terjadi. Hal ini disebabkan tingkat permintaan yang terbatas menyebabkan gedung-gedung harus tetap bersaing untuk menarik minat penyewanya.
Berdasarkan pantauan JLL, tingkat hunian sektor perkantoran berada di angka 72% untuk kawasan CBD dan 74% untuk kawasan Non-CBD. Perbedaan ini mengingat jumlah permintaan yang masih terbatas.
Terdapat satu gedung kantor Grade A di koridor Rasuna Said yang selesai dibangun di triwulan ketiga ini, sehingga tersisa tiga gedung di kawasan CBD yang diperkirakan beroperasi pada triwulan terakhir 2022 yang berpotensi menambah pasokan sektor perkantoran sekitar 225 ribu meter persegi.
"Sedangkan untuk kawasan Non-CBD, diperkirakan akan bertambah sebanyak 130 ribu meter persegi hingga akhir tahun ini," ungkap Yunus Karim, Head of Research JLL.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: