Sebagai pemegang sepertiga perekonomian nasional, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki peran penting dalam mendukung agenda ketahanan pangan yang merupakan salah satu prioritas utama Kementerian BUMN.
Sektor pertanian mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembangunan perekonomian Indonesia selama ini, yaitu sebagai penyedia lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan bahan baku industri, serta penyedia kebutuhan pangan dan gizi masyarakat. Permasalahan di tingkat petani Indonesia selama ini ialah pemilikan modal kecil, sulitnya pengadaan pupuk secara tepat waktu, ketidakmampuan dalam penguasaan teknologi pascapanen, lemahnya akses terhadap sumber-sumber yang berkaitan dengan usaha tani, rendahnya nilai tawar, dan pemilikan luas lahan yang terbatas.
Baca Juga: Tak Hanya Beras, Bulog Kini Jaga Stok 10 Komoditas pangan
Permasalah kompleks ini menjadi tantangan utama bagi perusahaan pelat merah (BUMN) ke depan dan wajib memiliki strategi khusus dalam mempertahankan perekonomian nasional. Bahkan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir secara nyata mengatakan, perusahaan negara untuk tidak terpaku pada zona nyaman saja, tetapi harus melakukan inovasi agar dapat memberikan dampak positif kepada petani, masyarakat, dan bangsa.
Program Agro Solution dan Program Makmur yang dijalankan oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) beserta anak perusahaannya memiliki peran penting di sektor pertanian Indonesia. Untuk itu, Pupuk Indonesia beserta anak perusahaan ini siap menjalani mandat dari Menteri BUMN guna meringkan beban dan memberi solusi yang baik pada petani
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo secara tegas mengatakan, sebagai anak perusahaan dari Pupuk Indonesia, pihaknya terus berkomitmen meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia dengan Program Agro Solution dan Program Makmur.
"Dua program ini telah dijalankan perusahaan Petrokimia Gresik dan berhasil mendongkrak kesejahteraan 31.113 petani tahun ini. Kedua program ini terbukti mampu menjadi katalis percepatan bagi pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan produktivitas pertanian," tegas Dwi Satriyo di Gresik beberapa hari lalu.
Dijelaskan Dwi Satriyo, Program Agro Solution misalkan, berupaya menciptakan ekosistem pertanian secara komprehensif, baik on farm maupun off farm, mulai dari penyediaan dana atau modal usaha yang bersinergi dengan lembaga perbankan, jaminan asuransi, ketersediaan pupuk, kawalan pengendalian hama, hingga offtaker. Sementara, Program Makmur menjadikan seluruh stakeholder ikut terlibat, khususnya perusahaan BUMN seperti PTPN Group, ID Food, Perhutani, Askrindo, Jasindo, dan BRI.
Sebagai anak perusahaan danmenjadi anggota holding Pupuk Indonesia yang mendapat target besar dalam realisasi program Agro Solution dan program Makmur, hingga tahun 2022 target Petrokimia Gresik meningkat menjadi 85.000 Ha. Sementara, realisasi hingga Agustus 2022 sudah mencapai 66.694 Ha atau 78 persen dari target dan telah melibatkan lebih dari 30 ribu petani.
"Kami optimistis bisa terlampaui lebih target ini pada akhir 2022 nanti sehingga makin banyak petani yang sejahtera melalui program ini. Hampir 15 hingga 30 persen petani kita sudah dirasakan peningkatan pendapatannya setiap musim," ucap Dwi Satriyo.
Sinergi Antar-BUMN
Dalam peningkatan kesejahtaraan petani Indonesia, BUMN terus melakukan kerja sama antar-BUMN guna kepentingan petani serta pembangunan perekonomian Indonesia. Dwi Satriyo mengungkapkan bahwa esensi kerja sama antara BUMN dengan petani dalam rangka membantu meningkatkan kesejahteraan para petani.
Hal ini sesuai dengan tujuan Program Makmur yang merupakan akronim dari "Mari Kita Majukan Usaha Rakyat". Dwi Satriyo mencontohkan, pihaknya telah menggandeng anak perusahaan PTPN III holding lainnya yang bergerak di sektor tebu.
Baca Juga: Pasar Jaya dan FSTJ Bersinergi, Tekan Inflasi Pangan Lewat Penyediaan Beras untuk Karyawan
"Peran Program Makmur bagi petani tebu menjadi sangat penting karena gula merupakan salah satu komoditas strategis nasional. Untuk bisa menghasilkan produktivitas dan rendemen yang tinggi, dibutuhkan sarana dan prasarana pertanian seperti pupuk dan pestisida yang akan dibantu penyediaannya melalui Program Makmur ini," ungkap Dwi Satriyo.
Adapun Program Makmur kolaborasi Petrokimia Gresik dengan PTPN Grup ini akan dilaksanakan di lima provinsi: Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, dengan target luasan lahan mencapai 60.223 hektare. "Kami tergetkan petani yang terlibat mencapai 28.339 orang dari lima provinsi tersebut," beber Dwi Satriyo.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama holding PTPN III, Mohammad Abdul Ghani, dalam kunjungan kerja program Tumpangsari Kedelai dan Tebu (Bule) milik PTPN XI di HGU Djatiroto Lumajang Jumat kemarin mengatakan, pangan merupakan isu global di mana kepentingan nasional atau national interest ke depan akan makin meningkat.
Untuk itu, perusahaan BUMN seperti Pupuk Indonesia, kata Ghani, PTPN dituntut bisa meningkatkan kemandirian dan kedaulatan pangan, salah satunya melalui kolaborasi dalam Program Makmur. Ghani juga menyakini bahwa kolaborasi perusahaan BUMN melalui kemitraan Program Makmur dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas petani. Dalam ekosistem ini, semua sarana produksi yang dibutuhkan akan dapat terpenuhi secara tepat waktu dan dengan harga terjangkau.
"Selain itu, pendampingan budi daya dari Pupuk Indonesia dan PTPN grup diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan produksi nasional, yang bermuara kepada kesejahteraan petani," pungkas Ghani.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: