Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, yang sekaligus sebagai anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), menyampaikan bahwa BI sebagai bagian dari stabilitas sistem keuangan secara nasional akan terus memperkuat bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi nasional.
"Dalam hal ini, kebijakan moneter tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas ekonomi kita, atau kita sebut proses kritik termasuk sebagai penahan kejutan atau shock dari dampak ketidakpastian," ujar Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK Keempat Tahun 2022, Kamis (3/11/2022).
Baca Juga: Bos BI Tetapkan 9 Pemimpin Baru BI, ini Dia Nama-namanya
Bos BI menegaskan, Bank Indonesia akan tetap menggunakan instrumen kebijakan lainnya seperti digitalisasi, pendalaman pasar keuangan, hingga inklusi keungan yang diarahkan untuk pemulihan perekonomian nasional.
"Sejalan dengan kebijakan tersebut, sejak Agustus 2022 di bidang moeneter, BI telah menaikkan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 125 bps menjadi 4,75%. Keputusan ini sebagai langkah untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi, dan memastikan inflasi kembali ke dalam sasaran 3% plus minus 1% lebih awal, yaitu ke paruh pertama 2023," jelasnya.
Perry juga menekankan bahwa pihaknya akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat makin kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.
"BI juga memperkuat operasi moneter melalui kenaikan struktur suku bunga di pasar uang sesuai dengan kenaikan suku bunga BI7DRR tersebut untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran lebih awal," ujarnya.
Lebih lanjut, BI dalam upayanya untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah dengan tetap berada di pasar merupakan sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation melalui intervensi di pasar valas serta pembelian/penjualan SBN di pasar sekunder.
"BI juga melanjutkan penjualan/pembelian SBN di pasar sekunder untuk memperkuat transmisi kenaikan BI7DRR dalam meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN bagi masuknya investor portofolio asing guna memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah," kata Perry.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: