Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tak Dapat Dimungkiri, Hilirisasi Sawit Indonesia Masih Hadapi Kendala, Apa Saja?

        Tak Dapat Dimungkiri, Hilirisasi Sawit Indonesia Masih Hadapi Kendala, Apa Saja? Kredit Foto: Antara/Makna Zaezar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemerintah dan seluruh stakeholders perkelapasawitan Indonesia diharapkan untuk bersungguh-sungguh dalam mengembangkan komoditas kelapa sawit dari hulu ke hilir. Salah satunya dengan cara membangun tata niaga kelapa sawit yang baik agar tidak terjadi gejolak yang dapat mempengaruhi keberlangsungan kelapa sawit itu sendiri.

        Selain itu, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) juga harus terus mengampanyekan dan menyosialisasikan kelapa sawit Indonesia secara terstruktur dan masif. Tujuannya, agar masyarakat semakin paham, mengerti, dan mencintai kelapa sawit sebagai produk unggulan Indonesia.

        Baca Juga: Lihat Keunggulan Minyak Sawit, Ternyata Bisa Jadi Solusi Atasi Krisis Pangan!

        Demikian disampaikan Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau Syafarudin Poti saat tampil pada dialog Wakil Rakyat Bicara Sawit yang disiarkan secara live di CNBC Indonesia, Senin, 7 November 2022 dengan tema Mendorong Hilirisasi Sawit dalam Rangka Meningkatkan Perekonomian Indonesia. 

        “Jika ini sudah terjadi, pengembangan kelapa sawit dari hulu ke hilir akan lebih mudah yang pada akhirnya akan memberikan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara,” kata Syafarudin, dilansir dari laman resmi BPPDKS.

        Lebih lanjut dijelaskan Syafarudin, masih terdapat sejumlah tantangan hilirisasi kelapa sawit di Indonesia. Pertama, ada anggapan bahwa tingkat pengembalian investasi (return on investment) pada industri hilir kelapa sawit yang relatif lebih kecil dibandingkan industri hulu sehingga penanam modal lebih memilih berinvestasi di perkebunan daripada sektor hilir.

        Kedua, kualitas teknologi dan sumber daya manusia di Indonesia masih terbatas. Indonesia belum banyak memiliki tenaga ahli di bidang kelapa sawit. Demikian pula dengan teknologinya, secara umum teknologi pengolahan produk turunan kelapa sawit masih perlu dikembangkan.

        Baca Juga: Sinyal Buat NasDem, AHY Sama Anies Baswedan Ternyata Giat Bergerilya: Berjuang Bersama Masyarakat...

        Ketiga, adanya isu-isu negatif yang menganggap industri ini tidak ramah lingkungan; seperti pemicu deforestasi, degradasi lahan, menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati, adanya emisi karbon, dan menyebabkan perubahan iklim.

        Keempat, belum adanya cetak biru hilirisasi industri kelapa sawit di Indonesia. Padahal, cetak biru merupakan guidance dalam menyukseskan hilirisasi kelapa sawit. 

        Baca Juga: Lewat CPO, Sektor Kelapa Sawit Turun Tangan Atasi Kemiskinan!

        Menurut Syafarudin, keberhasilan program hilirisasi akan mengurangi defisit perdagangan sektor industri serta mengurangi defisit neraca transaksi berjalan. Dampak lainnya ialah meningkatnya stabilitas ekonomi makro dan menjaga nilai rupiah. Tidak hanya itu, hilirisasi juga dapat menjaga harga tandan buah segar (TBS) ditingkat petani yang beberapa waktu lalu sempat turun.

        Baca Juga: Drama Dukung Prabowo, Jokowi Dinilai Mau Menutupi Dukungannya Buat Ganjar Pranowo: Jangan Percaya...

        Lebih jauh lagi, hilirisasi kelapa sawit akan mendorong kegiatan ekonomi di sektor lainnya dan mempunyai multiplier effect yang besar sehingga menciptakan banyak peluang ekonomi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: