Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bisnisnya Terkenal dengan Banyak Utang, Orang Terkaya Asia Masih Cari Duit Rp39 Triliun, Buat Apa?

        Bisnisnya Terkenal dengan Banyak Utang, Orang Terkaya Asia Masih Cari Duit Rp39 Triliun, Buat Apa? Kredit Foto: Startsunfolded/Gautam Adani
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kerajaan bisnis miliarder India Gautam Adani berencana untuk mengumpulkan hampir USD2,5 miliar (Rp39 triliun) dalam penawaran saham baru untuk ekspansi ke area baru.

        Adani Enterprises, perusahaan unggulan Adani Group, mengatakan dalam pengajuan bursa bahwa dewannya telah memberikan persetujuan untuk meningkatkan 200 miliar rupee (Rp39 triliun) dengan menerbitkan saham baru. Ini akan menjadi penawaran saham publik lanjutan terbesar di India.

        Melansir CNN Business di Jakarta, Selasa (29/11/22) orang terkaya di Asia ini dengan cepat memperluas portofolio perusahaannya sejak awal pandemi, mengakuisisi bisnis di berbagai bidang mulai dari pembuatan semen hingga bandara.

        Baca Juga: Miliarder Pemilik Tim F1 Pamer Kapal Pesiar Mewah Baru, Ada Bioskop, Lift hingga Kolam Renang Pribadi

        "Adani membutuhkan modal di level holding company. Ini adalah perusahaan unggulan. Mereka membutuhkan uang untuk banyak inisiatif baru yang mereka semai, akuisisi, dan untuk proyek baru," lapor Reuters mengutip sumber yang mengetahui peningkatan modal tersebut.

        Pria yang putus sekolah ini sempat menjadi orang terkaya kedua di dunia pada bulan September, menurut Bloomberg Billionaires Index dengan menyalip pendiri Amazon Jeff Bezos. Kekayaannya telah tumbuh sebesar USD51 miliar (Rp801 triliun) sepanjang tahun ini, menurut indeks.

        Saham tujuh perusahaan Adani yang terdaftar di berbagai sektor mulai dari pelabuhan hingga pembangkit listrik, melonjak antara 10% dan 260% dalam 10 bulan pertama tahun ini.

        Pertumbuhan besar konglomerat itu telah dipicu oleh pesta pinjaman USD30 miliar (Rp471 triliun), menjadikannya salah satu bisnis yang paling berutang di negara ini sehingga meningkatkan kekhawatiran di kalangan analis.

        Pemegang saham akan diminta untuk menyetujui penerbitan saham baru melalui surat suara, kata Adani Enterprises dalam pengajuan hari Jumat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: