Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Siap Menyambut Hari Ibu, KemenPPPA Luncurkan Pedoman Transformasi Digital Perempuan

        Siap Menyambut Hari Ibu, KemenPPPA Luncurkan Pedoman Transformasi Digital Perempuan Kredit Foto: Rena Laila Wuri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam rangkaian Peringatan Hari Ibu ke 94 Tahun 2022, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) meluncurkan Pedoman Transformasi Digital Perempuan, Rabu (30/11/2022). Asisten Duputi PUG Bidang Ekonomi KemenPPPA Eni Widiyanti mewakili Menteri PPPA Bintang Puspayoga mengungkapkan Pedoman Transformasi Digital Perempuan disusun sebagai acuan untuk mengetahui kesenjangan gender di era digital saat ini.

        "Acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, dunia usaha, mitra pembangunan internasional, lembaga masyarakat serta institusi pendidikan untuk menemukan analisa kesenjangan gender dalam transformasi digital," kata Eni dalam webinar nasional 'Menutup Kesenjangan Peran Perempuan dalam Transformasi Digital di Sektor Publik dan Ekonomi', di Jakarta, Rabu (30/11/2022).

        Baca Juga: Viral Kasus Perundungan Anak SD di Kepanjen Malang, Kemen-PPPA Ingatkan Peran Orang Tua dan Guru!

        Selain itu, lanjut Eni sebagai acuan bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan, program dan kegiatan untuk memperkecil kesenjangan gender dalam transformasi digital.

        Eni mengungkapkan meskipun perempuan telah berupaya untuk mempelajari dan beradaptasi pada kemajuan ekonomi masih diperlukan langkah-langkah lanjutan. "Karena, hingga saat ini perempuan masih mengalami berbagai tantangan," ucapnya.

        Pertama, minimnya akses dan infrastruktur internet yang memadai. Kedua, kebijakan yang belom responsif gender. Kemudian, beban ganda yang dialami oleh perempuan karena pekerjaan. Selanjutnya maraknya kekerasan berbasis gender di ranah digital

        Hambatan ini muncul, kata Eni bukan karena perempuan merupakan manusia lemah tetapi seringkali budaya patriarki. " Budaya patriarki menganggap perempuan sebagai masyarakat kelas dua sehingga kontribusi dalam ekonomi belum dianggap signifikan," jelas Eni.

        Baca Juga: Berlebihan Tanggapi Guyonan Jokowi, Loyalis Anies Baswedan Dikuliti Habis: Mereka Terlalu Lebay!

        "Pedoman ini disusun oleh berbagai pihak yang merupakan awal karena pedoman setelah kita luncurkan tanpa implementasi dan monitoring bagaimana pedoman ini dapat membantu mengecilkan kesenjangan digital," tambahnya.

        "Dalam waktu kurang lebih 3 bulan, tentu persiapannya sejak awal tahun ini menyusun pedoman transformasi digital perempuan. Ini merupakan kolaborasi seluruh pihak dari FGD hingga menghimpun masukan melalui kuisioner serta indepth interview," bebernya.

        Sementara, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan, ekonomi digital adalah kunci ekonomi dunia sebagai pilar ketahanan di masa pandemi menyubang 15,5 persen PDB Global kemudian membuka peluang masyarakat kecil menjadi bagian dalam rantai pemasok global. Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan, dan Pariwisata BSSN Edit Prima mengungkapkan tiga hal yang menjadi fokus transformasi digital untuk mempercepat pemulihan global pascapandemi Covid-19, antara lain kesetaraan akses digital, literasi digital, serta lingkungan digital yang aman.

        Baca Juga: Kunjungi Lapas Perempuan di Bali, KemenPPPA Pastikan Warga Binaan Dapatkan Jaminan Perlindungan

        Pesatnya era digital dan teknologi memberikan tantangan yang sangat besar bagi keamanan siber (cyber security) di berbagai sektor. Untuk itu, upaya pemerintah dalam menjaga lingkungan digital yang aman dengan disahkan UU No 27 Tahun 2022 tentang perlindungan data pribadi (PDP).

        Menurut data, perempuan sebagai 56,6 persen pengguna internet di Indonesia. Edit menyebut dengan kompetensi pemahaman bidang cyber yang dimiliki perempuan dan anak perempuan diharapkan mampu melindungi aset digitalnya secara mandiri.

        Ia mengatakan perempuan memiliki peran besar baik sebagai pribadi, istri, ibu serta warga negara yang memiliki kewajiban mendidik generasi penerus. Dalam menjaga ruang cyber, kontribusi nyata perempuan dapat dimulai dari lingkungan keluarga dengan meningkatkan literasi budaya digital, budaya keamanan cyber termasuk bagaimana mengatasi serangan cyber yang bersifat teknis dan sosial.

        "Untuk mengatasi serangan cyber bersifat teknis sering mengganti password secara berkala, serta tidak sembarangan membagaikan kepada orang lain. Selain itu tidak sembarangan meng-klik link tautan yang tidak jelas," tegas Edit Prima.

        Baca Juga: Kunjungi Lapas Perempuan di Bali, KemenPPPA Pastikan Warga Binaan Dapatkan Jaminan Perlindungan

        Sementara untuk menghadapi serangan cyber bersifat sosial seperti propaganda hitam, polarisasi, hoax upaya yang dapat dilakukan dengan memilih informasi yang diterima serta tidak serta merta membagikan informasi tanpa memeriksa kebenarannya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: