Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Siap Melawan, Lihat Gimana Strategi Industri Baja Nasional Menghalau Gempuran Produk Asing!

        Siap Melawan, Lihat Gimana Strategi Industri Baja Nasional Menghalau Gempuran Produk Asing! Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
        Warta Ekonomi, Surabaya -

        Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Iwan secara tegas mengatakan, konsumsi industri baja di wilayah Jawa Timur mampu tembus  20 sampai 25 persen atau setara 3,1 hingga 3,8 juta ton dari konsumsi baja nasional yang mencapai 15,5 juta ton di tahun 2021.

        Artinya kata Iwan, industri baja merupakan bagian subsektor ini yang memberi kontribusi pada pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur selain sektor lainnya seperti, industri pengolahan, sektor perdagangan dan sektor pertanian. Sementara pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur tahun 2022 ini tumbuh sebesar 5,58 persen pada Triwulan ketiga secara year on year (yoy) tahun 2021 sebesar 3,20 persen.

        Baca Juga: Meski Perekonomian Melambat, Neraca Perdagangan Besi dan Baja Nasional Kian Moncer

        "Jawa Timur adalah penyumbang perekonomian terbesar kedua di pulau Jawa, dengan kontribusi sebesar 25,51 persen setelah DKI Jakarta sebesar 29,23 persen," tegas  Iwan usai menghadiri acara The Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA) Business Forum 2022 di Surabaya, Jumat (2/12/2022)

        Sementara itu, Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, I Gusti Putu Suryawirawan menjelaskan,  industri baja nasional dalam kurun waktu lima tahun terakhir telah menunjukkan peningkatan kinerja yang sangat baik. 

        "Ekspor produk baja meningkat pesat dari 1,3 juta ton pada tahun 2017 menjadi 5,2 juta ton pada tahun 2021 dengan volume produksi meningkat dari 7,9 menjadi 14 juta ton pada kurun waktu yang sama," kata Putu Sapaannya. 

        Putu mengakui, meskipun kinerja industri baja nasional mengalami perbaikan dari sisi ekspor dan produksi. Akan tetapi, tingkat utilisasi kapasitas industri baja nasional masih di bawah 60 persen.

        Baca Juga: Nasdem Harap Pemda Aceh Bisa Ikut Turun Tangan Soal Izin Safari Politik Anies Baswedan yang Dicabut

        Hal itu kata Putu, dikarenakan, masih tingginya produk impor baja yang masih mencapai 6,6 juta ton pada tahun 2021 lalu.

        "Kami berharap agar kebijakan P3DN dan TKDN harus terus diterapkan khususnya dalam menghadapi kelebihan kapasitas produksi regional dan global serta munculnya praktik perdagangan tidak adil (unfair trade)," ujarnya

        Baca Juga: Pelaku UMKM Ciptakan Talang Air Berbahan Baja Ringan

        Guna bisa bersaing dengan produk impor itu lanjut Putu, diperlukan menggenjot produksi dan terus digalakkan standarisasi produk baja untuk perlindungan konsumen dan menciptakan kondisi perdagangan yang adil. 

        Baca Juga: IISIA dan KADIN Indonesia Siap Gelar IBF 2022, Ajang Pengenalan Industri Baja Indonesia

        "Kebijakan investasi yang tepat juga dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan kapasitas pada sektor yang masih membutuhkan investasi dan mengendalikan investasi pada sektor yang telah mengalami kelebihan kapasitas,” pungka Putu

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Ali Topan
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: