Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bom Astana Anyar Dimotori Eks Napi Terorisme, Wapres Ma'ruf Amin: Deradikalisasi Harus Dievaluasi

        Bom Astana Anyar Dimotori Eks Napi Terorisme, Wapres Ma'ruf Amin: Deradikalisasi Harus Dievaluasi Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menegaskan program deradikalisasi harus terus dievaluasi ke depannya. Hal ini berkaitan dengan kasus bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar di Bandung, Rabu (7/12/2022), siang kemarin.

        Menurut Wapres, jika seseorang sudah terkena radikalisasi tidak mudah untuk mem brandwash pikirannya. Untuk itu harus benar-benar dilakukan pemahaman deradikalisasi, dengan mengembalikan kembali pikirannya.

        Baca Juga: Kecam Bom Bunuh Diri di Astana Anyar, Wapres Ma'ruf Amin: Mencederai Nilai Kemanusiaan dan Agama!

        "Mencuci pemikirannya melalui dasar dan landasan yang benar. Kalau perlu dalil-dalil bisa mengubah pandangannya, mem-brainwash kembali, dan menormalisasi," jelasnya dalam keterangan saat menghadiri Mukernas II MUI Tahun 2022 di Jakarta, Kamis (8/12/2022).

        Terdapat dua tahap dalam menanggulangi radikalisme, Menurut Wapres, penekanan anti radikalisme dapat dilakukan sejak dini kepada generasi bangsa. Dengan melibatkan semua stakeholder dan instansi untuk menerapkan deradikalisasi.

        "Masalah deradikalisasi itu bukan masalah mudah. Kontra radikalisasi dilakukan mulai masih SD dilakukan dan melibatkan semua kelembagaan dan instansi dan deradikalisasi," ucap Wapres.

        Kedua, Wapres pun menegaskan, metode radikalisasi harus terus dilakukan dengan melakukan pembaruan dan pengawasan. Hal ini menjadi hal yang harus dilakukan agar ke depan kejadian kasus bom bunuh diri tidak terulang kembali.

        Baca Juga: NasDem Ngakunya Tak Mau Bermewah-mewah, Jet Pribadi Anies Baswedan Ternyata Harganya Ratusan Miliar!

        "Kalau sudah terus terkena radikalisasi tidak mudah mengembalikan paling tidak ada yang bisa berhasil dan ada yang belum jadi memerlukan proses yang panjang makanya upaya2 metode radiklaisasi terus dilakukan pembaruan dan pengawasan harus tetap dilakukan karena seperti kejadian di bandung pernah dilakukan deradikalisasi," tegas Wapres.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: