Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemenparekraf-Qlue Kolaborasi Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan

        Kemenparekraf-Qlue Kolaborasi Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan Kredit Foto: Kemenparekraf
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkolaborasi dengan startup pengembang smart city Qlue untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

        Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Qlue selama ini dikenal sebagai startup yang mengembangkan konsep smart city di Jakarta dan saat ini Qlue juga sedang fokus mengembangkan pariwisata berkelanjutan.

        Baca Juga: Kemenparekraf Gelar Pelatihan IP Financing di KEK Singhasari Malang

        "Qlue ini ternyata punya produk (bernama) Bioniqa. Jadi ini menarik sekali," kata Sandiaga dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/12/2022).

        Sandiaga menuturkan, Bioniqa merupakan sebuah alat photobioreactor berdasarkan IoT (Internet of
        Things) dan AI (Artificial Intelligent) yang dapat memanfaatkan bahan-bahan alami seperti micro alga untuk mengurangi karbondioksida dan mengeluarkan sejumlah besar oksigen ke atmosfer untuk meningkatkan kualitas udara.

        "Pengelolaan pariwisata berkelanjutan ini sangat dekat dengan kualitas udara dan tentunya dengan adanya Bioniqa ini kita bisa cepat memperbaiki kualitas udara di destinasi wisata kita," katanya.

        CEO sekaligus Co-Founder Qlue, Rama Aditya, menjelaskan bahwa Bioniqa yang berfungsi menyerap karbondioksida di udara juga bisa dimanfaatkan untuk carbon offsetting. Di mana, karbon yang di-offset pada satu alat Bioniqa setara dengan menanam 100 pohon beringin.

        "Jadi sebenarnya ini bisa dikaitkan dengan carbon footprint, bisa di-offset dengan alat ini," kata Rama.

        Dia mengatakan, alat ini dapat dipasang di dalam dan di luar ruangan karena gedung-gedung di kota-kota besar terutama di Jakarta menyumbang 36 persen dari emisi karbon di perkotaan.

        "Jika dipasang di dalam ruangan, bisa memanfaatkan sinar matahari buatan dan jika di outdoor alat ini akan otomatis memanfaatkan sinar matahari untuk fotosintesis alganya," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: