Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PBNU-Kemenkes Teken Kerja Sama Penanganan Stunting

        PBNU-Kemenkes Teken Kerja Sama Penanganan Stunting Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam hal penanganan stunting.

        MoU ditandatangani oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Gedung PBNU, Jakarta, kemarin.

        Dalam kesempatan itu, Menkes mengatakan program-program Kemenkes harus sampai ke masyarakat, khususnya keluarga. Ia mengatakan NU memiliki jaringan hingga lapisan bawah masyarakat. Dengan jaringan tersebut, agenda-agenda kesehatan pemerintah bisa sampai ke Posyandu.

        "Posyandu itu dulu hanya mengurusi kesehatan bayi dan ibu. Sekarang mau kita geser fokusnya bukan hanya bayi dan ibu, tapi ibu, bayi, remaja, dewasa, bapak, sampai lansia. Pendekatan posyandu tetap ke keluarga," tuturnya.

        Kehadiran program Kesehatan pemerintah ke lapisan terbawah masyarakat melalui jaringan NU, menurut Menkes bertujuan menjaga agar masyarakat sehat bukan menyembuhkan. Dia mengingatkan agar masyarakat terus menjalankan hidup sehat.

        "Intinya adalah menjaga agar keluarga hidup sehat, bukan menyembuhkan anggota keluarga yang sakit. Menjaga hidup sehat itu jauh lebih murah daripada menyembuhkan orang sakit," katanya.

        Budi pun berharap kerja sama dengan PBNU dapat berjalan dalam  jangka waktu panjang."Mudah-mudahan nanti (kerja sama) dalam hal stunting, kemudian imunisasi, dan kesehatan jiwa, nanti ngurusin diabetes, kanker juga,”Ucapnya.

        Sementara itu Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf meyakini bahwa NU memiliki struktur kepengurusan yang bisa menjangkau masyarakat hingga ke lapisan paling bawah. Berbagai lembaga survei mencatat, jumlah warga NU mengokupasi sangat besar di dalam demografi Indonesia.

        "Misalnya dari Alvara Research Center mengatakan bahwa NU itu meliputi 50,5% dari seluruh penduduk Muslim Indonesia. Ada lembaga survei lain menyatakan bahwa 50,3% dari seluruh populasi Indonesia. Jadi kita punya orang, banyak," tegas Gus Yahya sapaan akrabnya,

        Ia pun yakin banyak agenda nasional khususnya dalam bidang Kesehatan yang dapat disalurkan melalui jaringan NU. Ada banyak swkali agenda yang sangat potensial untuk bisa disalurkan melalui NU," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Boyke P. Siregar

        Bagikan Artikel: