Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Uni Eropa Sampai Ngangguk, Tangan Dingin Jokowi Bikin Indonesia Makin Untung!

        Uni Eropa Sampai Ngangguk, Tangan Dingin Jokowi Bikin Indonesia Makin Untung! Kredit Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev
        Warta Ekonomi, Brussels -

        Percepatan penyelesaian perundingan Indonesia-Europe Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) disepakati Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

        Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borell ikut mengatakan sepakat selama sela-sela KTT ASEAN-Uni Eropa di Brussels, Rabu (15/12/2022) waktu setempat.

        Baca Juga: Jokowi Sindir Negara Arogan di Depan Uni Eropa: Hapuslah My Standard Is Better Than Yours

        “Mengenai Indonesia-EU CEPA, kami sepakat untuk mempercepat penyelesaian negosiasi,” ujar Retno dalam pengarahan media virtual setelah pertemuan tersebut, Kamis (15/12/2022).

        Indonesia dan Uni Eropa sepakat untuk mengatasi berbagai permasalahan terkait sengketa perdagangan. Kedua pihak juga mendorong agar kesepakatan IEU CEPA dapat menjadi alternatif penyelesaian bagi permasalahan ekonomi, perdagangan, dan investasi di antara kedua pihak.

        Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga telah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Ceko, Belanda, dan Swedia. Jokowi menyampaikan hal serupa.

        “Bapak Presiden mendorong agar negosiasi Indonesia-EU CEPA dapat segera dirampungkan. Saat ini, negosiasi sudah masuk ke putaran yang ke-12,” kata Retno.

        Selain itu, Retno menyampaikan kepada Borrell mengenai berbagai hal, termasuk perang di Ukraina dan proyeksinya ke depan. Retno juga menyampaikan perhatian Indonesia terhadap beberapa kebijakan Uni Eropa yang merugikan Indonesia.

        Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Belanda, PM Ceko, juga PM Swedia di sela-sela rangkaian KTT Peringatan 45 tahun Kemitraan ASEAN dan Uni Eropa. Dalam pertemuan bilateral tersebut, Jokowi pun menyoroti kebijakan Uni Eropa yang diskriminatif dan menghambat ekspor komoditas Indonesia.

        “Presiden menyampaikan concern terhadap kebijakan-kebijakan Uni Eropa, yang sifatnya diskriminatif dan menghambat ekspor komoditas Indonesia,” kata Retno.

        Retno mengatakan, kebijakan baru yang menjadi perhatian Jokowi, yakni terkait deforestation-free commodities atau kebijakan bebas deforestasi terhadap sejumlah komoditas. Salah satu komoditas yang masuk dalam kebijakan bebas deforestasi ini adalah minyak sawit.

        Selain itu, dalam pertemuan ini, Jokowi juga menekankan pentingnya kerja sama transisi energi. Menurut Retno, Jokowi berharap kerja sama dalam konteks ‘Just Energy Transition Partnership’ dapat segera dijalankan. “Dan Indonesia akan segera menyiapkan design projects-nya,” kata Menlu Retno.

        Jokowi juga mendorong agar negosiasi Indonesia-UE CEPA dapat segera dirampungkan. Saat ini, negosiasi sudah masuk ke putaran yang ke-12. Dalam kesempatan ini, Jokowi juga menyampaikan informasi terkait prioritas keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun depan.

        Selain bertemu dengan perdana menteri dari negara-negara Uni Eropa, Jokowi juga melakukan pertemuan bilateral dengan Raja Belgia. Dalam pertemuan ini, Jokowi membahas penguatan kerja sama investasi kedua negara dan kerja sama dalam mengatasi perubahan iklim.

        Menurut Retno, Jokowi menyampaikan bahwa peluang kerja sama investasi kedua negara sangat besar dan iklim investasi Indonesia juga sangat baik. “Presiden mengharapkan Belgia dapat meningkatkan investasi di Indonesia serta mengundang Raja Belgia untuk berkunjung ke Indonesia,” ujar Menlu Retno.

        Baca Juga: Tak Hanya Seremonial, Kemitraan ASEAN-UE Harus Bisa Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

        Dalam pertemuan dengan PM Belanda Mark Rutte, Jokowi berharap agar kemitraan ASEAN dengan Uni Eropa dapat lebih diperkuat ke depan, mengingat pada tahun depan Indonesia menjadi ketua ASEAN. Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan terima kasih atas kehadiran dan dukungan Belanda bagi kesuksesan Presidensi G-20 Indonesia.

        “Presidensi yang sulit, tapi akhirnya berakhir dengan hasil yang baik. Deklarasi dapat disepakati dan daftar kerja sama konkret, yang akan sangat berguna bagi dunia,” ucap Jokowi.

        Sementara itu, dalam pertemuan bilateral dengan PM Swedia Ulf Kristersson, Jokowi mengatakan, Swedia merupakan salah satu mitra ekonomi utama Indonesia di Nordik, khususnya di pembangunan hijau.

        “Saya ingin sektor ini menjadi prioritas kerja sama Indonesia dan Swedia ke depan,” ucap Jokowi.

        Terkait kemitraan ASEAN dan Uni Eropa, Jokowi mengatakan, keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023 bersamaan dengan Presidensi Swedia di Uni Eropa pada semester pertama 2023. Ia pun mendorong penguatan sinergi kemitraan antara ASEAN-Uni Eropa.

        “Mari kita perkuat sinergi kemitraan ASEAN-Uni Eropa yang setara dan bermanfaat nyata,” kata Jokowi.

        Selain itu, Jokowi juga membahas beberapa peningkatan kerja sama, di antaranya investasi, transisi energi dan pembangunan hijau, serta di bidang perdagangan. Sebagai pemegang keketuaan ASEAN tahun depan, Jokowi juga mengundang Swedia untuk berpartisipasi pada Indo-Pacific Infrastructure Forum, yang diselenggarakan di Indonesia tahun depan. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: