Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ilham Habibie Tegaskan Pentingnya Transformasi Digital di Sektor Bisnis dan Pemerintahan

        Ilham Habibie Tegaskan Pentingnya Transformasi Digital di Sektor Bisnis dan Pemerintahan Kredit Foto: TOP Digital Awards 2022
        Warta Ekonomi, Semarang -

        Ketua Tim Pelaksana Dewan TIK Nasional, Ilham Akbar Habibie, menegaskan pentingnya transformasi digital, baik di sektor bisnis maupun pemerintahan hal ini terjadi sejak pandemi (Covid-19) mewabah ke seluruh dunia. Sehingga, masuk ke era digital bukan lagi hal yang bisa diabaikan, baik bagi bisnis maupun pemerintahan. 

        ”Ini bukan lagi iya atau tidak, tetapi seberapa cepat, seberapa luas, dan seberapa dalam. Itu yang menentukan siapa dalam bisnis dan juga pemerintah mana yang akan unggul. Dimana harus bekerja keras untuk bisa memenuhi apa yang disyaratkan, dalam bisnis adalah customer, pelanggan atau nasabah. Kalau untuk pemerintah itu adalah warga,” ujarnya, dalam acara puncak Penghargaan TOP Digital Awards 2022 yang berlangsung, Kamis, 15/12/2022, di Dian Ballroom, Raffles Hotel, Jakarta.  

        Lebih lanjut Ilham mengatakan bahwa digitalisasi substansinya adalah teknologi yang diterapkan untuk memperbaiki modus dan proses kerja secara keseluruhan, baik dari segi biaya, kecepatan, dan juga kualitas. 

        “Mengenai strategi dalam merangkul era digital, hal itu harus merambah ke semua aspek, baik dari sektor bisnis maupun pemerintahan. Dalam bisnis, misalnya, transformasi digital disebut harus memberi pengaruh ke proses bisnis mulai dari bagian transaksi, jual beli, sales, marketing, purna jual,” terangnya.

        “Sementara digitalisasi di pemerintah itu bertujuan memberikan layanan, yang sudah bisa kita dapatkan dengan cara analog, dengan lebih mudah lebih murah, lebih cepat dan lebih berkualitas tinggi,” tegasnya.

        Senada dengan Ilham, Ketua Dewan Juri TOP Digital Awards 2022, Kalamullah Ramli, menyampaikan Transformasi Digital umumnya dijalankan dalam upaya suatu organisasi, baik itu bisnis atau pemerintah, untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam memberikan layanan publik, kinerja bisnis dan operasional, serta layanan kepada pelanggan.

        Menurutnya, agar transformasi digital yang sukses tetap bisa diwujudkan, maka perlu fokus pada kualitas digitalisasi, bukan sekedar kuantitas, kemudian Integrasikan upaya transformasi digital dengan seluruh aktivitas organisasi, lalu tetap memperhatikan kondisi eksternal, seperti ekonomi, pasar, kompetisi, dan perkembangan teknologi serta kebutuhan masyarakat/konsumen, serta Menerapkan manajemen keamanan informasi.

        Sementara itu, Ketua Penyelenggara TOP Digital Awards 2022 M. Lutfi Handayani,  yang juga Pemred Majalah It Works mengatakan ajang tahunan ini didesain sebagai kegiatan penghargaan yang sarat dengan aspek pembelajaran. 

        “Adapun jumlah peserta tahun ini, sebanyak 183 instansi pemerintahan dan korporasi bisnis. Jumlah ini meningkat dibanding tahun lalu, sebanyak 172 peserta, atau  naik 6,5 persen dibanding tahun 2021 lalu,” ungkap Lutfi.

        Bicara mengenai strategi dalam merangkul era digital, menurut Ilham Habibie, hal itu harus merambah ke semua aspek, baik dari sektor bisnis maupun pemerintahan. Dalam bisnis, misalnya, transformasi digital disebut harus memberi pengaruh ke proses bisnis mulai dari bagian transaksi, jual beli, sales, marketing, purna jual. 

        Selanjutnya pada sisi desain, dalam hal ini desain produk, pada bagian ini juga bisnis bisa memanfaatkan teknologi digital. Demikian pula dalam proses produksi. “Kita bisa sedemikian rupa, sehingga dia bisa langsung menggunakan permesinan yang diperlukan untuk membuat produknya, misalnya pakai 3D Printer dan sebagainya,” kata Ilham.

        Pun dalam hal mengelola perusahaan sampai urusan akuntasi dan hal-hal yang berkaitan dengan legal itu juga disebut memiliki aspek digital. ”Jadi, boleh dikatakan seluruh lini daripada bisnis, seluruh aspek itu sudah semakin akan mengalami adanya dampak dari digitalisasi,” singkatnya.

        Namun, perlu dicatat, bicara soal digitalisasi, berarti juga akan menyinggung soal data dalam bentuk digital. Kita mungkin sering mendengar semboyan yang mengatakan bahwa ‘data is the new oil’. Dalam hal ini, Ilham menegaskan bahwa data akan punya nilai, jika data tersebut berada dalam bentuk digital. ”Kalau data itu hanya digital saja, tapi kita belum oleh yang nilainya hanya segitu saja. Tetapi kalau kita olah, nah itu baru punya nilai,” tandasnya.

        Untuk mengolah data agar memiliki nilai seperti halnya minyak, Ilham juga menyinggung mengenai peran penting teknologi Artificial Intelligence (AI), Big Data, dan Machine Learning untuk mengetahui pola-pola yang ada pada data tersebut

        Masih berkenaan dengan digitalisasi, bila semua data sudah diformat dalam bentuk digital, hal ini disebut memungkinkan untuk terjadinya kolaborasi satu sama lain dengan lebih mudah. ”Sharing dari data tersebut bukan hanya ranah kota, tetapi juga global dan regional. Itu adalah enabler yang sangat penting yang perlu kita eksploitasikan. Jadi, dengan adanya kolaborasi, inovasi itu menurut saya itu bisa lebih cepat, dan juga bisa mendapatkan lebih banyak ide yang mungkin terbatas sekali kalau kita hanya berinovasi dengan teman-teman dalam kantor kita dalam perusahaan kita,” ungkapnya.

        Dengan demikian, hal tersebut akan membuka pintu ke dalam satu dunia yang sebelumnya belum kita punyai. Jadi, lanjut Ilham, kolaborasi digital itu berbeda dengan kolaborasi analog, karena kita bisa men-sharing data dengan orang lain lebih mudah, dan juga bisa kerja sama dengan cara digital.

        Sementara untuk transformasi digital dalam sektor pemerintahan, sejatinya hal itu tidak terlalu jauh berbeda dengan sektor bisnis. ”Kalau pemerintah yang penting adalah mengelola negara dan rakyat dengan sebaik mungkin. Jadi, government aspek itu penting, begitupun kemajuan dari negara itu bisa diukur dari beberapa parameter yang kita kenal, misalnya bagaimana dengan pertumbuhan ekonominya, indeks perkembangan manusianya, bagaimana dengan pendidikannya, bagaimana dengan kesehatannya, semua bisa diukur,” kata Ilham.

        “Dan tolak ukur itu tentu dan juga penyampaian pelayanannya, implementasi dan kebijakan-kebijakanya semuanya itu bisa dilaporkan dengan lebih mudah kalau kita bicara mengenai digitalisasi. Jadi, digitalisasi daripada pemerintah itu bisa itu memberikan layanan yang sudah bisa kita dapatkan dengan cara analog, dengan lebih mudah lebih murah, lebih cepat dan lebih berkualitas tinggi,” jelasnya.

        Selain itu, lanjut Ilham, ke depannya dengan adanya karakter digital dan atau literasi digital rakyat yang makin meningkat dalam hal kebijakan-kebijakan pemerintah, rakyat itu bisa dilibatkan. Jadi, rakyat bukan saja penerima daripada layanannya, tapi di juga co-creator daripada layanan-layanan yang diharapkan untuknya.

        Ilham mencontohkan dalam konteks smart city ada istilah yang dikenal sebagai smart city living lab, atau semacam laboratorium hidup. ”Nah, itu sebetulnya tidak lain dari filosofi warga itu dilibatkan kemudian dia menjadi co-creator dari pelayanan atau jasa yang dia peroleh dari pemerintah. Dan ini bukan satu arah tapi multi arah. Jadi, pemerintah memberikan pelayanan kepada warga, lalu warga memberikan masukan.” kata Putra Mantan Presiden RI ke-3, BJ Habibie itu.

        “Jadi, kelihatan dimensi pemerintah dengan adanya digitalisasi itu sebetulnya bukan lagi cuma satu arah (top down), tetapi sebetulnya itu multiarah. (Interaksinya) bisa antara warga dan pemerintah atau warga itu sendiri, mereka bisa berkomunikasi, berembug dan juga mendiskusikan apa saja yang mereka harapkan dari pemerintah itu, sehingga dia bisa meningkatkan kualitas hidup sama-sama,” ujarnya.

        Tidak ketinggalan, Ilham juga mengungkap harapannya, baik bagi bisnis dan pemerintahaan dengan bergulirnya transformasi digital. Di mana yang terlihat sesungguhnya dari transformasi digital itu adalah adanya perubahan budaya.

        “Karena kita lihat bahwasanya pemberdayaan individu sebagai nasabah, pelanggan, warga atau anggota masyarakat, adalah sesuatu yang dengan meningkatnya transformasi digital, baik di bisnis maupun di pemerintahan ini, diharapkan Insya Allah akan membuat negara kita benar-benar suatu ketika menjadi suatu negara yang sejahtera demikian juga level pendidikannya, level pemberdayaannya, level kesadaran dari masing-masing anggota warga kita sehingga punya kemampuan untuk bisa merencanakan dan menjalankan hidupnya dengan lebih baik ke depan untuk dia dan keturunan-keturunannya,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: