Kredit Foto: Dok. Kemendag
Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menyatakan kesiapan Indonesia untuk melakukan transformasi energi dan perkuat ekonomi hijau nasional.
Kini transformasi energi dan ekonomi hijau merupakan suatu keharusan di tengah berbagai tantangan global, ditambah dengan dukungan sumber daya alam yang potensial dan melimpah bagi Indonesia.
Baca Juga: KKP Lakukan Upaya Nyata Selamatkan Arsip Bernilai Sejarah
Hal ini disampaikan Wamendag dalam acara ABB Formula E ‘Engineered to Outrun’ Business Event di Jakarta, Jumat lalu.
“Di tengah berbagai tantangan global, Indonesia sadar bahwa tantangan berat saat ini bukan hanya ekonomi, tetapi juga lingkungan yang mengharuskan kita beradaptasi dan berinovasi. Ketidakpastian global ini menuntut negara berkembang, termasuk Indonesia, bertransformasi menjadi ekonomi hijau berbasis energi terbarukan dan sumber daya rendah karbon. Dengan sumber daya alam melimpah, Indonesia siap untuk melakukan transformas ienergi,” terang Wamendag Roro, dikutip dari siaran pers Kemendag, Kamis (26/6).
Lebih rinci Wamendag Roro menjelaskan, kesiapan tersebut didukung potensi signifikan di bidang tenaga surya, angin, air, dan bioenergi. Potensi ini tidak hanya akan mendukung upaya memitigasi perubahan iklim, tetapi juga memperkuat ekonomi hijau Indonesia. Transformasi ke energi rendah karbon bukan lagi pilihan, tetapi sebuah keharusan untuk menjaga keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.
Sebagai bagian dari komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris, Indonesia telah menetapkan target pengurangan emisi karbon sebesar 31,89 persen pada 2030 dengan potensi meningkat menjadi 43,2 persen dengan dukungan internasional. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya peduli terhadap lingkungan, tetapi juga melihatnya sebagai peluang untuk meningkatkan daya saing global melalui penerapan teknologi bersih.
Wamendag Roro memaparkan, transformasi energi juga merupakan bagian strategi perdagangan Indonesia. Pemerintah Indonesia berkomitmen menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi energi bersih dengan memfasilitasi investasi hijau dan mobilitas bertenaga listrik di Indonesia.
Sebagai bagian dari hal tersebut, melalui kebijakan seperti Sertifikat Energi Terbarukan (Renewable Energy Certificate/REC) dan peluncuran Bursa Karbon Indonesia pada 2023, pemerintah telah memberikan insentif pasar bagi pelaku industri yang berkomitmen pada energi terbarukan dan pengurangan emisi karbon.
Selain itu, Indonesia tengah fokus pada dekarbonisasi sektor transportasi, khususnya dengan menggalakkan mobilitas rendah karbon, seperti kendaraan listrik. Hal ini tidak hanya akan mengurangi jejak karbon Indonesia, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan berkelanjutan global dan meningkatkan daya saing produk hijau Indonesia di pasar internasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement