Bukan Untung Tapi Buntung, Pengamat Jabarkan Alasan Mengapa Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Harus Dihentikan
Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung disebut sebagai proyek yang hanya akan memberatkan hutang Indonesia dan memberi kerugian dikemudian hari.
Pernyataan ini disampaikan oleh Achmad Nur Hidayat selaku Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute.
Achmad mengatakan, pembangunan ini dikatakan banyak tokoh sebenarnya tidak perlu bahkan akan membebani keuangan negara.
“Dan betul saja kerjasama yang awalnya dikatakan tidak menggunakan anggaran negara ini melainkan swasta Indonesia dan Cina namun ditengah jalan kemudian pembangunan kereta api cepat ini menggunakan anggaran negara yang disetujui presiden Jokowi,” kata Achmad melalui keterangan tertulisnya, Selasa (20/12/22).
“Penolakan berbagai seperti ekonom Faisal Basri, Mantan MenKo Perekonomian Rizal Ramli dan Mantan Sekretaris BUMN Said Didu terkait pembangunan Kereta Api Cepat ini bahwa project ini tidak menguntungkan bagi Bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti yaitu menjadi pekerja dari project ini banyak berasal dari China. Dan nantinya Bangsa Indonesia kata dia akan ditagih oleh China terhadap project ini sementara proyek ini dikatakan akan sangat sulit untung.
“Lalu darimana untuk membayar pinjaman dari pembangunan project ini? Hal ini tentunya yang sangat dikhawatirkan oleh banyak pihak,” jelasnya.
Dan dengan kejadian kecelakaan pengerjaan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yaitu pada hari Minggu 18/12 sore yang menewaskan 2 orang tenaga kerja WNA China dan 4 orang mengalami luka-luka.
Baca Juga: Musibah Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Telan 2 Korban Jiwa dan 4 Luka-luka
Menurut Achmad harusnya menjadi momentum tepat untuk meninjau ulang proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung ini.
“Karena belum apa-apa proyek ini sudah memakan korban. Bila perlu proyek ini mesti dibatalkan karena dari berbagai dimensi proyek ini memang tidak layak,” jelas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty