Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bantah Jokowi Intervensi Pencapresan, Politikus PDIP Kasih Teguran Keras: Jangan Bermain Fitnah!

        Bantah Jokowi Intervensi Pencapresan, Politikus PDIP Kasih Teguran Keras: Jangan Bermain Fitnah! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sejumlah pihak menyayangkan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai memberikan sinyal mendukung sosok tertentu maju sebagai calon presiden (capres). Akan tetapi, hal itu lantas dibantah politisi PDI Perjuangan (PDIP) Deddy Yevri Sitorus.

        Deddy mengatakan bahwa Presiden Jokowi tidak pernah menyebut mendukung pencalonan siapa pun untuk menjadi presiden.

        Baca Juga: PDIP Dilema, Megawati Siap Keluarkan Jurus 'Utang Budi' ke Jokowi: Ketum PDIP Rela Khianati Prabowo demi Jalan Jokowi

        "Sejauh ini, Jokowi maupun Istana tidak pernah menyebut mendukung nama bakal calon mana pun, juga tidak pernah menunjukkan preferensi tunggal yang bisa dikatakan memihak atau mempromosikan calon," kata Deddy dalam keterangan tertulis belum lama ini.

        Bahwa beberapa kali Jokowi menyampaikan gimmick atau metafora politik, tutur Deddy, itu hal yang wajar, menghibur, dan harusnya dianggap sebagai intermezo dalam demokrasi.

        "Hampir semua pemimpin di negara demokrasi melakukan hal serupa dan tidak ada regulasi atau konstitusi yang dilanggar," kata Deddy.

        Bagi Deddy, yang harus diawasi adalah apakah ada penggunaan elemen kekuasaan, anggaran, serta fasilitas negara yang dipakai untuk mempromosikan salah satu bakal calon. Lebih lanjut, dirinya juga mengatakan bahwa ia tidak melihat ada bukti yang menunjukkan adanya intervensi dari Istana maupun Presiden terhadap demokrasi.

        "Saya tidak melihat ada bukti yang valid bahwa istana maupun Presiden melakukan intervensi apa pun yang dapat digugat, baik secara hukum maupun etika," kata Deddy.

        Sebagai contoh, Deddy menjelaskan sindiran bahwa Presiden Jokowi memihak bakal calon presiden mana pun dengan penggunaan kekuasaan haruslah dibuktikan secara hukum dan etika demokrasi. Karena itu, Deddy menyesalkan taktik berpolitik yang menuding Istana maupun Presiden Jokowi.

        Deddy menilai, seharusnya berbagai pihak dapat berpolitik dengan lebih elegan, fokus dalam memperbaiki partai, dan mempromosikan calon yang akan didukung.

        Baca Juga: Catatan PKS jika Jokowi Kembali Lakukan Reshuffle: Justru Buruk...

        "Janganlah bermain fitnah dan insinuasi, itu dosa dari sisi agama dan politik kotor yang merusak peradaban politik," kata Deddy.

        Dia mengatakan pada era medsos di mana semua orang bisa mengawasi dan melaporkan segala sesuatu yang terjadi hingga ke daerah pelosok.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: