Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Disparitas Data Stok Beras Terjadi Lagi, Kementan: Kami Menggunakan Data Real Time

        Disparitas Data Stok Beras Terjadi Lagi, Kementan: Kami Menggunakan Data Real Time Kredit Foto: Antara/Iggoy el Fitra
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kepala Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Kementerian Pertanian (Kementan), Husnain akui adanya perbedaan data ketersediaan beras yang dimiliki pihaknya dengan Badan Pusat Statistik (BPS).

        Kendati demikian, Husnain menyebut perbedaan data yang terjadi tidak terlalu jauh. Berdasarkan data real time yang dimiliki Kementan, kata Husni, tercatat sebanyak 38 juta ton beras.

        Baca Juga: Usul Kementan dan Kemendes jadi Satu, Cak Imin: Ya Karena Tugas Keduanya Hampir Sama..

        Sementara data yang dimiliki, BPS, kata Husnain, hanya sebanyak 31,90 juta ton. Dia menyebut, data yang dimiliki BPS mengacu pada stok beras pada bulan Oktober.

        "(Data) Produksi BPS itu berasnya 31,90 juta ton per Oktober. Kami 38 juta ton. Jadi sekitar Desember mungkin data BPS akan naik lagi," kata Husnain dalam konferensi persnya yang diikuti secara virtual, Jumat (30/12/22).

        "Memang ada perbedaan angka. Perbedaan angka ini, (Kementan) menggunakan satelit, ini kita kan merekam lahan secara real time," tambahnya.

        Dia menuturkan, Kementan menggunakan metode SISCrop 2.0 yang menggunakan citra satelit untuk menghitung data beras per luas panen. Dengan begitu, perbedaan data stok beras pasti terjadi.

        "Itu otomatis dilakukan melalui sistemnya. Jadi luas panen saja, itu sudah berbeda. Di kami itu terekam 11,7 juta hektare. BPS itu terekam sekitar 20,54 juta hektare. Ada perbedaan luas panen," jelasnya.

        Baca Juga: Bau Istana dalam Isu Kepergian Sandiaga, Skenario Rezim Jokowi Terbaca: Jadi Duet Ganjar Pranowo...

        Kendati demikian, Husnain menegaskan bahwa data yang diperoleh BPS hanya sampai bulan Oktober 2022. dia menyebut, akan ada kemungkinan data tersebut kembali mengalami kenaikan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: