Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jelang Pilpres 2024, Megawati Diminta Turun Gunung, Ternyata Alasannya…

        Jelang Pilpres 2024, Megawati Diminta Turun Gunung, Ternyata Alasannya… Kredit Foto: Instagram/Megawati Soekarno Putri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sebagai ketua umum partai PDIP, Megawati Soekarnoputri diminta segera turun gunung untuk mempersiapkan Pemilu 2024. 

        Kelompok yang meminta hal tersebut berasal dari Perhimpunan Orang Merdeka (POM) yang diungkap dalam diskusi politik pada Sabtu (7/1/2023).

        Menanggapi hal tersebut, DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Eriko Sotarduga berjanji membawa hasil diskusi politik ke Ketua Umum PDI-P. 

        Meski begitu, Eriko meminta agar dilakukan pengujian melalui survei supaya usulan tersebut lebih konkret.

        Baca Juga: Sambut HUT PDIP, Brando Susanto Gelar Bancakan Bersama 1000 Warga Jakarta Utara

        “Saya akan sampaikan usulan ini ke Ibu Ketua Umum. Soal capres dari PDI-P mandat sepenuhnya ada di tangan beliau. Soal bagaimana respons beliau ya, kita tunggu saja,” kata Eriko dalam Diskusi Politik bertema Golden Tiket Capres PDI-P: Mega Turun Gunung?.

        Selain Eriko, hadir pula Effendi Choirie (Ketua DPP Partai Nasdem), Idy Muzayyad (Ketua DPP PPP), Adi Prayitno (Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia), dan Budi Adiputro (Co-Founder Total Politik) sebagai narasumber pada diskusi politik tersebut.

        Budi Adiputro melontarkan gagasan perlunya pengembangan wacana tentang Capres agar lebih luas dan tidak terpaku pada nama-nama yang selama ini muncul dari hasil-hasil survei saja, sehingga dirinya memunculkan nama Megawati Soekarnoputri. 

        Baca Juga: Relawan Yakin Ganjar Pranowo Hanya Akan Maju di Pilpres Lewat PDIP

        Menurutnya Ketua Umum PDI-P tersebut merupakan satu-satunya figur yang punya pengalaman sebagai Presiden dan secara konstitusi masih bisa mau sebagai calon presiden. 

        “Ibu Mega masih bisa maju capres. Beliau punya track record bagus saat memimpin, bahkan bisa disebut lady in crisis karena saat menjabat ekonomi kita sedang terpuruk. Lembaga penting seperti KPK dan MK juga lahir saat beliau menjadi presiden, termasuk pemilihan umum pertama secara langsung. Kalau beliau maju tidak ada lagi perdebatan di internal PDI-P,” katanya.

        Menurut Adi Prayitno yang juga pengajar di UIN Syarif Hidayatullah, jika Megawati sudah menyebut nama yang dicalonkan PDI-P maka perdebatan internal selesai. 

        “Sekeras apapun para loyalis Puan, Ganjar, Risma atau yang lain, begitu ada keputusan semuanya akan tegak lurus. Banteng Tegak Lurus. Ini banteng, bukan celeng,” katanya. 

        Baca Juga: Lebih Pilih Ganjar Dibanding Anies, Orang Nasdem Dikabarkan Dekat dengan PDIP

        Menurut Adi, skenario 2024 yang sudah dibuat akan berubah kalau Megawati betul bersedia, anatomi dan konfigurasi kekuatan akan berubah, pada PDI-P sendiri akan melipat gandakan semangat kader untuk memastikan menang. 

        Adi mengaku pernah melakukan survei pada tahun 2021 dan kesimpulannya, pengenalan terhadap Megawati sudah mentok, semua orang kenal. 

        Tetapi saat itu memang belum ada konfirmasi apakah mau maju atau tidak. Majunya Megawati, katanya, bisa memangkas deadlock politik yang terjadi dengan berbagai koalisi-koalisi yang ada selama ini dan Presiden Jokowi sendiri menurut Adi Pray akan setuju, karena sampai saat ini Jokowi adalah petugas partai. 

        “Sekarang tinggal kita menunggu apakah Mbak Mega respect dan siap menerima permintaan untuk maju dan nyapres. Huru hara politik ini pasti akan berbeda secara total begitu Mbak Mega maju menjadi calon presiden,” katanya. 

        Sementara Effendi Choiri memiliki pandangan yang berbeda. Sosok yang populer disebut Gus Choi ini meyakini Megawati tidak akan nyapres di 2024. 

        Baca Juga: Bukan Ganjar Pranowo! Arief Poyuono Sebut PDIP Akan Usung Sosok Ini: Saya Rasa Akan Condong ke....

        Menurutnya Mega dan para senior lain Surya Paloh, Susilo Bambang Yudhoyono lebih pas berada dalam posisi sekarang dan tidak mengurus hal-hal teknis.

        “Negara kita tidak sedang deadlock, sehingga harus dikembalikan ke orang tua. Saat ini bertaburan banyak kader muda,” tutup Effendi Choiri.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: