Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Makin Ngeri, Ini Alasan Kayu Bakar Menggunung di Negara Bersuhu -20 Derajat

        Makin Ngeri, Ini Alasan Kayu Bakar Menggunung di Negara Bersuhu -20 Derajat Kredit Foto: Unsplash/Radek Grzybowski
        Warta Ekonomi, Helsinki -

        Melonjaknya biaya listrik dan kekhawatiran pemadaman listrik musim dingin ini telah mendorong orang di salah satu negara paling utara di dunia, Finlandia, untuk menimbun kayu bakar dan merenovasi rumah mereka untuk mengurangi penggunaan listrik, lapor Reuters.

        Hilangnya minyak, gas, dan listrik dari Rusia mengancam akan berdampak besar pada negara Nordik tersebut. Selain itu, masalah teknis telah membatasi keluaran dari pembangkit nuklir domestik baru, yang memicu peringatan pemadaman listrik.

        Baca Juga: Orang Miskin di Prancis Pengguna Kayu Bakar Dapat Subsidi dari Pemerintah

        “Finlandia biasa membawa sepertiga energinya dari Rusia dan sekarang kami mendekati nol,” kata Riku Huttunen, direktur jenderal kebijakan energi dan iklim di Kementerian Urusan Ekonomi Finlandia.

        “Dapat dikatakan bahwa jika kita memiliki minus 20 derajat Celcius (-4 Fahrenheit) di selatan dan mungkin minus 30 derajat di utara, risiko kekurangan listrik sangat dekat,” kata Huttunen kepada Reuters.

        Suhu di Finlandia pada musim dingin sering kali turun di bawah -20C, sementara kota-kota mendapatkan cahaya kurang dari enam jam sehari pada bulan-bulan tergelap dalam setahun.

        Hal ini membuat negara tersebut sangat rentan terhadap krisis energi UE, dengan hilangnya listrik yang berpotensi membuat penduduk menghadapi kondisi yang mengancam jiwa dalam hitungan jam.

        Menurut laporan Reuters, sejak musim panas, Finlandia menimbun obor, pompa panas, pengatur waktu, panel surya, dan kayu bakar.

        “Kami pergi tiga, empat bulan tanpa waktu istirahat,” kata produser kayu bakar Jari Saari kepada outlet media, menceritakan bagaimana dia menerima telepon tanpa henti dari pelanggan yang ingin membeli persediaan.

        “Pada satu titik kami memiliki 400 orang yang menunggu, saya mulai menekankan bagaimana jika saya berjanji untuk melakukan terlalu banyak,” kata Saari.

        Produsen kayu bakar mencatat bahwa kenaikan biaya kayu, transportasi, dan pemanas telah mendorong harga konsumen, dengan satu meter kubik kasar kayu bakar sekarang berharga €120 ($128), naik dari sebelum krisis €85-90 euro.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: